Bayi orang utan yang belum diberi nama itu dihadirkan saat rilis di Gedung Wisti Sabha Angkasa Pura, Jl Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (25/3). Sesekali terdengar suaranya merintih dari dalam kandang saat rilis berlangsung.
Petugas lalu mengecek kondisi orang utan tersebut. Ternyata orang utan itu lapar dan mulai diam ketika diberi botol susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang utan dalam kondisi baik walau agak stres karena banyak orang, tapi dalam kondisi baik," kata Kepala KSDA Provinsi Bali Budhy Kurniawan di lokasi.
Budhy menambahkan pihaknya bakal segera melakukan tes DNA untuk mengetahui asal orang utan tersebut. Setelah pulih, orang utan itu bakal segera dilepasliarkan ke habitatnya.
![]() |
"Penanganan satwa ini kami pastikan asal-usul melalui tes DNA, sebab di Indonesia ada dua spesies yaitu di Pulau Sumatera dan Kalimantan kami akan pastikan itu dulu. Kemudian atas petunjuk penyidik, kemudian kami siapkan untuk alternatif pemulangan baik dari luar negeri maupun eksotis kami kembalikan ke habitat aslinya," terangnya.
Dia mengatakan, proses pemulihan orang utan tersebut dipantau selama 1-3 bulan. Rencananya orang utan itu bakal dititipkan di Bali Taman Safari, Gianyar.
"Untuk sementara orang utan ini kami titipkan di Bali Taman Safari karena di sana berhasil breeding jadi ada anak orang utan seumuran jadi minimal ada temannya," tuturnya.
![]() |
Sementara itu, pelaku WN Rusia Zhetkov Andrei terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara. Andrei dijerat dengan pasal 21 ayat 2 huruf a dan c UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistem. (ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini