"Selama 3 hari kami berkumpul di Pusdik Sabhara. Tidur, menginap di flat atau barak yang biasanya digunakan para siswa. Saya sendiri sebagai Kalemdiklat bersama para Pati dan seluruh Kepala SPN serta Kapusdik juga tidur di barak siswa sehingga bisa merasakan atmosfir tidur di barak," kata Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyanto dalam keterangannya, Minggu (24/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita buat sesuatu yang berbeda untuk membangun semangat dan soliditas para Kepala Sekolah Polisi Negara. Peran mereka sangat penting bagi Polri karena mendidik pembentukan Bintara Polri baru yang komposisinya 80 persen dari sesluruh jumlah personel Polri," ujarnya.
Dia mengatakan cata itu dapat membangkitkan semangat dan rasa bangga dalam dan penugasan di Lembaga pendidikan. Selain itu Arief juga ingin menghapus istilah tempat basah dan tempat kering yang sering dikaitkan dengan penempatan tugas anggota Polri.
"Mereka harus saya 'orangkan' karena mereka adalah sosok yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Polri. Saya berupaya untuk menghilangkan persepsi dan image yang selama ini menganggap adanya konotasi tempat 'basah' dan 'kering' dan penugasan di Lemdik sebagai tempat 'kering' yang hanya untuk ampiran ataupun buangan," ucapnya.
Dia menyebut cara itu berhasil membuat kepala SPN menjadi setera dengan pejabat di Direktur maupun kapolres. Dua jabatan itu, menurut Arief merupakan jabatan yang banyak diincar oleh anggota Polri.
Saya berhasil nembangkitkan motivasi dan kepercayaan diri serta rasa bangga atas peran dan posisi mereka saat ini sebagai kepala sekolah yang tidak kalah hebat dari jabatan direktur ataupun kapolres yang mungkin selama ini menjadi obsesi mereka. Rasa baru dan semangat baru ini kami wujudkan dengan komitmen bersama sebagai ikrar kami untuk melaksanakan proses pendidikan dan latihan dengan baik untuk mewujudkan SDM Polri yang profesional, modern dan berintegritas," pungkasnya.
(abw/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini