Mahyudin: Berbuat Baik Adalah Realisasi dari Empat Pilar

Mahyudin: Berbuat Baik Adalah Realisasi dari Empat Pilar

Nabilla Putri - detikNews
Kamis, 21 Mar 2019 18:20 WIB
Foto: MPR
Kukar - Wakil Ketua MPR, Wahyudin, menyebut belajar berbuat baik dan mempelajari kebaikan orang lain adalah salah satu cara untuk mengaplikasikan Empat Pilar MPR RI. Bukan mencari-cari kesalahan orang lain, sehingga mengakibatkan kuman diseberang lautan tampak, sedang gajah di pelupuk mata tak tampak.

Selain itu, sambungnya, jangan suka sombong, karena itu tidak ada faedahnya. Bahkan orang yang sombong, tidak suka dengan kesombongan orang lain. Sedang orang baik, akan diterima oleh semua orang.

Seperti orang Islam, jadilah orang Islam yang baik. Ikuti saja apa yang menjadi rukunnya orang Islam yang lima. Syahadat, shalat, puasa, zakat dan naik haji. Kalau semua rukun itu dilakukan dengan baik, ikhlas semata karena Allah, insya Allah akan selamat dunia akhirat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Empat pilar itu sudah ada dalam diri kita sendiri, tinggal mau atau tidak, jangan sampai kita kalah sama keburukan. Kalau kita bisa mengalahkan kejahatan, itulah sebagian nilai-nilai empat pilar itu", kata Mahyudin menambahkan.


Pernyataan itu disampaikan Mahyudin menjawab pertanyaan salah seorang peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR, kerjasama MPR dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kutai Kartanegara. Acara tersebut berlangsung di Pendopo Kabupaten Kukar, Kamis (21/3/2019).

Pancasila sebagai salah satu, dari empat pilar MPR, kata Mahyudin, mencakup semua tingkah laku dan sopan santun yang dimiliki bangsa Indonesia. Karena itu, asal berperilaku baik, sesuai tata krama dan sopan santun bangsa Indonesia, berarti kita sudah mengaplikasikan empat pilar dalam kehidupan sehari hari.

Pada kesempatan itu, Mahyudin menyampaikan kritiknya terhadap demokrasi Indonesia yang dinilai sangat mahal. Akibat mahalnya pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kata Mahyudin banyak pejabat yang sengaja mencari pengusaha yang mau membiayai ongkos politik. Sebagai kompensasi adalah proyek atau lahan.

"Pejabat seperti ini tidak akan banyak memikirkan rakyatnya. Karena dia lebih memikirkan cara bagaimana mengembalikan modal politik kepada pengusaha yang telah membantu. Dan itu menjadi salah satu penyebab banyaknya pejabat korupsi," kata Mahyudin.

(idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads