"Survei Litbang Kompas dilakukan pada 22 Februari-5 Maret atau sebelum terjadinya OTT KPK terhadap Rommy PPP pada 15 Maret 2019, jadi belum ada Rommy effect dalam survei tersebut. Jika Rommy effect sudah dihitung, saya yakin sebagian besar swing voter dan bahkan pendukung Jokowi akan pindah ke Prabowo," kata Habiburokhman kepada wartawan, Rabu (20/3/2019).
Survei Litbang Kompas diselenggarakan pada 22 Februari-5 Maret, sementara Rommy ditangkap KPK pada 15 Maret 2019. Survei ini melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fakta di lapangan tidak terbantahkan, di mana pun Prabowo-Sandi hadir selalu disambut lautan massa, sementara paslon kubu sebelah kerap terlihat sepi. Justru kami yakin kondisi saat ini Prabowo sudah mengungguli Jokowi karena adanya OTT terhadap pentolan TKN Romy PPP beberapa hari lalu," ungkapnya.
Menurut Habiburokhman, kasus korupsi adalah hal yang sangat sensitif bagi pemilih rasional. Pemilih rasional ini dianggap sebelumnya masih ragu menentukan pilihan.
"Argumentasi kubu TKN jika OTT terhadap Rommy adalah bukti Jokowi tidak intervensi KPK sangat mudah dipatahkan. Semua orang tahu bahwa berdasarkan fungsi, wewenang, dan strukturnya, KPK adalah institusi independen yang memang tidak bisa diintervensi oleh siapa pun," ujar Habiburokhman.
Saksikan juga video 'Rommy Di-OTT, Suara Internal PPP Bisa Berlabuh ke Prabowo':
(imk/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini