Menurut keterangan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian ESDM, abu Gunung Anak Krakatau teramati berwarna putih. Ketinggian semburan abu vulkanik jika dihitung dari permukaan laut mencapai 657 m.
"Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal condong ke arah utara," demikian bunyi rilis PVMBG, Senin (18/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erupsi gunung yang sempat menimbulkan tsunami akibat longsorannya itu terekam dalam alat seismogram dengan amplitudo maksimum 55 mm. Durasi erupsi mencapai 4 menit.
Meski demikian, tidak terdengar dentuman yang diakibatkan dari erupsi tersebut. Status Anak Krakatau masih berada di level III atau siaga sejak terjadi longsor yang mengakibatkan ketinggian Anak Krakatau menjadi 110 meter di atas permukaan laut.
"Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah," tulisnya.
Gunung Anak Krakatau pada Desember 2018 meletus hingga mengakibatkan tsunami yang menerjang pesisir Banten dan Lampung. Akibat tsunami yang ditimbulkan dari longsoran Anak Krakatau tersebut, ratusan orang meninggal dunia. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini