Yang paling menderita adalah istri dan kelima anaknya yang tinggal di Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Sejak enam bulan yang lalu, saat bapak (Rasilu) ditahan, saya harus banting tulang menghidupi anak-anak saya. Biaya sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari membuat saya harus berpikir keras," keluh istri Rasilu, Wa Oni saat berbincang dengan detikcom, Selasa (5/3/2019).
Sebelum suaminya ditangkap, Wa Oni hanyalah ibu rumah tangga yang menjaga kelima anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini pun ia menggeluti berbagai pekerjaan, ia membelah jambu mete sebagai sumber penghasilannya. Tatkala harga pisang murah, ia buat jualan kue molen. Namun nghasilannya tidak mencukupi, terkadang dalam sebulan ia hanya mengumpulkan Rp 200 ribu.
"Biasa tetangga saya yang bawakan ubi atau bantuan seadanya untuk makan kami sehari-hari," ujarnya.
Selain itu, ia juga merasa bersyukur karena mendapatkan bantuan dari masyarakat yang berbaik hati dari Ambon. Sementara pemerintah setempat sampai saat ini belum memberikan bantuan apa-apa.
"Saya dihubungi dari Ambon, ada wartawan dan sukarelawan yang mengirimkan bantuan kepada saya, saya sangat bersyukur kalau pemerintah dari sini belum ada," katanya.
Ia berharap agar pemerintah secepatnya memberikan bantuan kepada suaminya sehingga cepat dibebaskan. "Mudah-mudahan bisa dibantu karena saya pusing, apalagi anak saya sudah mau tamat SMP, sekolahnya jauh saya mau ambil biaya dari mana," harapnya.
(asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini