BIN-Polri Sanggah Prabowo soal Otak Jahat Intel

Round-up

BIN-Polri Sanggah Prabowo soal Otak Jahat Intel

Tim detikcom - detikNews
Senin, 04 Mar 2019 22:31 WIB
BIN-Polri Sanggah Prabowo soal Otak Jahat Intel
Prabowo Subianto (Foto: dok Prabowo-Sandi Media Center)
Jakarta - Capres Prabowo Subianto menyebut ada otak jahat berkumpul di dunia intelijen. Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) membantah tudingan Prabowo itu.

Prabowo awalnya menyampaikan itu dalam konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) bersama eksponen Muhammadiyah di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (3/3/2019). Prabowo meminta publik tidak cepat menyimpulkan suatu kejadian, contohnya adalah peristiwa teror. Dia menyebut ada otak jahat di dunia intel.

"Saya belajar ilmu militer, ilmu perang, di situ ada ilmu macam-macam, intel, ilmu Sandi Yudha, jadi kadang-kadang karena saya mengerti paham pelaku, jadi saya mengerti kalau ada kejadian jangan serta-merta percaya pada kejadian itu," kata Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena di dunia ini banyak otak-otak kejam, otak-otak jahat banyak yang berkumpul di dunia intelijen," sambungnya.


Prabowo lalu menjelaskan pernyataannya itu dengan mengambil contoh kasus teror. Pelaku kasus teror bisa dicap dari kelompok tertentu, padahal hal itu belum bisa dipastikan.

"Jadi umpamanya ada aksi teror, ledakan, ledakan bom. Langsung sudah dicap yang melalukan adalah umat Islam. Padahal belum tentu, bisa umat Islam, bisa juga bukan umat Islam," ucap Ketum Gerindra ini.

Polri menyatakan tak pernah menyebut-nyebut agama dalam penanganan berbagai kasus terorisme. Menurut Polri, terorisme tak ada kaitannya dengan agama.

"Sudah sering disampaikan dalam berbagai case. Dan Polri tidak pernah menyebut-nyebut agama. Karena terorisme tidak ada kaitannya dengan agama," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada detikcom, Minggu (3/3).


Dedi menyatakan kasus terorisme yang ditangani Polri itu terkait dengan ideologi yang dikembangkan oleh kelompok tertentu secara radikal. Dia juga menyatakan Polri selalu menangani kasus secara profesional dan berdasarkan pada fakta hukum.

"Terkait ideologi yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok tertentu secara radikal," ujarnya.

"Polri selalu menangani case berdasarkan fakta-fakta hukum. Karena tindakan penyidik adalah proyustisia," sambungnya.

Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan tudingan Prabowo itu tidak benar. BIN menegaskan intelijen bekerja profesional.

"Intelijen bekerja profesional berdasarkan UU dan diawasi oleh DPR selaku wakil rakyat. Jadi semua dipertanggungjawabkan kepada negara. Jika ada tuduhan bahwa otak jahat banyak kumpul di dunia intelijen, itu tidak benar," ujar Staf Ahli Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3).


Lebih lanjut Purwanto mengatakan intelijen memiliki kode etik dan sumpah intelijen. Apalagi terkait isu yang sensitif seperti terorisme, saat melakukan pengumpulan bukti dan rapat pendalamannya bisa maraton dan BIN melibatkan berbagai kementerian/lembaga terkait.

"Intelijen tidak serampangan menuduh tanpa bukti kuat. Semua juga dilengkapi dengan keterangan ahli dan saksi," katanya. (idh/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads