"Intelijen bekerja profesional berdasarkan UU dan diawasi oleh DPR selaku wakil rakyat. Jadi semua dipertanggungjawabkan kepada negara. Jika ada tuduhan bahwa otak jahat banyak kumpul di dunia intelijen, itu tidak benar," ujar Staf Ahli Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3/2019).
Lebih lanjut, Purwanto mengatakan intelijen memiliki kode etik dan sumpah intelijen. Apalagi terkait isu yang sensitif seperti terorisme, saat melakukan pengumpulan bukti dan rapat pendalamannya bisa maraton dan BIN melibatkan berbagai kementrian/lembaga terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purwanto mengungkapkan, di zaman teknologi canggih saat ini, jika ada penyelewengan dan kejahatan mudah dijejaki dan viral.
"Kasus-kasus terorisme tetap diupayakan semaksimal mungkin dibawa ke pengadilan, di sana terbuka untuk umum, tidak ditutup-tutupi. Tugas intelijen adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Prabowo meminta publik tidak cepat menyimpulkan suatu kejadian, contohnya adalah peristiwa teror. Dia menyebut ada otak jahat di dunia intel.
"Saya belajar ilmu militer, ilmu perang, di situ ada ilmu macem-macem, intel, ilmu sandi yudha, jadi kadang-kadang karena saya mengerti paham pelaku, jadi saya mengerti kalau ada kejadian jangan serta merta percaya pada kejadian itu," kata Prabowo.
"Karena di dunia ini banyak otak-otak kejam, otak-otak jahat banyak yang berkumpul di dunia intelijen," sambung Prabowo.
Saksikan juga video 'Boni Hargens: Prabowo Menang, Orde Baru Bisa Terulang':
(nvl/fjp)











































