"Kalau kita sukses untuk kesekian kalinya melaksanakan pemilu secara damai, maka Indonesia akan menjadi pendatang baru sebagai kampiun demokrasi baru di dunia. Karena itu, pemilu harus dijadikan sebagai persaingan ide dan gagasan, adu visi dan program, serta lomba kecerdasan strategi untuk meraih simpati dan dukungan rakyat," ujar Bamsoet di Ruang Rapat Paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Bamsoet berharap agar Pemilu 2019 ini dijauhkan dari pertentangan dan permusuhan yang mengancam persatuan. Ia lalu mengutip pesan cinta dari tokoh Muhammadiyah Din Syamsudin. Saat inilah Bamsoet mengimbau pemilih untuk tidak terlalu cinta kepada capres-cawapres pilihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengutip kalimat bijak seorang tokoh Muhammdiyah Prof Dr Din Syamsuddin yang mengutip Ali Bin Abi Thalib yakni, 'cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, karena boleh jadi suatu saat, kau akan membencinya'," tutur Bamsoet.
"Atau kalau kita kaitkan dengan kondisi kekinian, 'cintailah paslon presiden-wakil presiden pilihanmu sedang-sedang saja, karena boleh jadi suatu waktu, engkau akan membencinya'. Begitu juga sebaliknya. 'Bencilah dan musuhilah lawan politikmu sedang-sedang saja, karena boleh jadi suatu waktu, dia akan menjadi orang yang kau akan puja-puja setinggi langit'. Dan itu sudah banyak contohnya," imbuhnya.
Bamsoet meminta semua pihak berkomitmen untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional, baik sebelum atau sesudah pemilu. Politikus Golkar itu menegaskan bahwa pemilu bukanlah arena perang.
"Tidak akan ada perang total, tidak ada perang badar atau perang apa pun apalagi sampai chaos, karena mayoritas elemen warga bangsa kita tidak ingin negara terperangkap dalam suasana tidak kondusif hanya karena urusan pemilu yang hanya 10 menit di bilik-bilik suara," tutur Bamsoet.
Lebih lanjut, Bamsoet mendorong generasi milenial untuk bergembira menyambut Pemilu 2019. Menurutnya, aspirasi dukungan kepada paslon harus diekspresikan dengan menyenangkan.
"Mari kita dorong generasi milenial untuk terus mengekspresikan kegembiraan menyongsong pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019. Setiap komunitas harus menyuarakan aspirasi atau dukungan kepada kedua paslon capres-cawapres dengan cara yang menyenangkan dan memikat, sehingga suasana pesta demokrasi bisa dirasakan oleh semua orang," pungkasnya.
Simak Juga 'Keresahan Erick Thohir Efek Beda Pilihan Capres & Mudahnya Cap Kafir':
(azr/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini