Kepada Dinkes DKI Widyastuti menjelaskan tiga prinsip dalam mencegah penyebaran demam berdarah, yakni promotif, preventif, dan kuratif. Untuk prinsip promotif dilakukan dengan menguatkan sistem kewaspadaan melalui kegiatan penyuluhan dan kerja sama antarlembaga.
"Penguatan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans kasus DBD berbasis RS maupun komunitas surveilans-dinkesdki.net, pemodelan DBD Klim, kerja sama dengan BMKG (data kasus DBD dengan iklim, kelembapan udara)," kata Widyastuti kepada detikcom, Jumat (1/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prinsip kedua adalah preventif, yang diimplementasikan dengan memetakan wilayah yang rawan penyakit demam berdarah. Implementasi lain di antaranya dengan penanaman tanaman antinyamuk dan penaburan ikan pemakan jentik.
"Pemetaan RW rawan DBD, penyelidikan epidemiologi pada kasus DBD, pengendalian vektor nyamuk melalui PSN 3M, larvasidasi, penanaman tanaman antinyamuk, penaburan ikan pemakan jentik, pemasangan lavitrap/ovitrap, pengasapan pada daerah terjangkit, kecukupan sarana prasarana pengobatan, dan penguatan regulasi," papar Widyastuti.
Prinsip terakhir adalah kuratif atau upaya menolong atau menyembuhkan. Prinsip ini dijalankan dengan memberikan pembekalan kepada para dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.
"Penguatan kompetensi SDM melalui pembekalan kembali tata laksana klinis DBD kepada para dokter puskesmas/klinik/RS maupun tenaga kesehatan masyarakat," ujar Widyastuti.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPR Zulkifli Hasan harus dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Ketum PAN itu diduga terkena gigitan nyamuk di kediamannya.
Nggak Ada Obatnya, Bagaimana Cara Sembuhkan DBD? Simak Videonya:
(zak/dwia)