Dukungan itu disampaikan keluarga Uno di Hotel Maqna Gorontalo, Kamis (28/2/2019) malam. Jokowi ikut hadir dalam deklarasi dukungan itu.
Perwakilan keluarga Uno, Rudi Hartono Uno, mengatakan alasan keluarga Uno di Gorontalo melabuhkan dukungan ke Jokowi. Mereka sangat merasakan perhatian pemerintahan sang petahana selama lima tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mendapat dukungan dari keluarga Uno, Jokowi justru heran. Meski berterima kasih, Jokowi mengaku bingung mengapa keluarga Uno justru memberikan dukungan kepadanya, bukan kepada Sandiaga.
"Ya harusnya itu keluarga Pak Sandi Uno itu dukung ke Pak Sandi Uno, yang benar itu. Kok dukungannya ke saya?" ungkap Jokowi kepada wartawan di Desa Motilango, Gorontalo, Jumat (1/3/2019).
"Ya harusnya logikanya kan harusnya Saudara Sandi Uno itu dukungnya ke Pak Sandi. Ya kalau ke saya, ya, terima kasih," imbuhnya.
Sandiaga sendiri menilai dukungan keluarganya kepada capres nomor urut 01 merupakan esensi dari demokrasi. Bahkan dia mengaku perbedaan pilihan politik itu juga terjadi saat Pilgub DKI 2017.
"Ini adalah pesta demokrasi dan milik rakyat. Keluarga saya adalah bagian dari rakyat Indonesia. Saya bangga menyandang nama belakang ayah saya, Uno. Dalam Pilgub DKI juga pilihan dari keluarga saya juga berbeda beda," ucap Sandiaga saat mengunjungi kampung warteg di Kabupaten Tegal.
![]() |
Berbeda dengan sang cawapres, BPN Prabowo-Sandiaga justru menuding keluarga Uno tengah bermain peran. BPN meyakini dukungan yang tak mewakili keluarga Uno seluruhnya itu hanyalah sandiwara semata. Selain itu, menurut mereka, dukungan itu bukanlah hal yang istimewa.
"Kalau misalnya ada yang mendeklarasikan, ya bagus, tapi saya tahu keluarga Uno yang di partai Koalisi Indonesia Maju, punya hubungan keluarga dan 'masa ponakan sendiri nggak dicoblos, masa sepupu sendiri nggak dicoblos' gitu lo. Kalaupun ada yang mendukung, itu cuma makeup saja," juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dian Fatwa.
"Saya tahu mereka terikat dengan akting bahwa karena partainya berkoalisi dengan itu, jadi tentu saja harus tampak di publik mendukung pasangan Jokowi. Saya tahu itu. Tapi kami biasa saja, ini sebuah realitas, kalau tidak, kita tahulah, kalau nggak dosa-dosa politik akan dibuka, atau diproses secara hukum, karena hukum sekarang kan tumpul ke atas tajam ke bawah," imbuh Dian.
Atas tudingan itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin langsung memberikan pembelaan. Menurut TKN, tudingan itu merupakan bentuk kepanikan sang rival.
"BPN panik lihat dukungan keluarga Uno terhadap 01," ujar Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Ahmad Rofiq, kepada wartawan, Jumat (1/3/2019).
"Nggak usah baperan dan nuduh-nuduh bahwa dukungan ini rekayasa atau tekanan. Rakyat Indonesia semakin cerdas bahwa Pak Jokowi adalah pemimpin yang membangun, pemimpin yang memajukan rakyatnya. Jadi bukan pemimpin kaleng-kalengan," imbuh Rofiq.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini