Para calon siswa SIP itu berdinas di lingkungan Lemdiklat Polri seperti Pusdik Brimob dan Sekolah Polisi Negara (SPN). Arief mengatakan Polri kekurangan perwira instruktur karena banyak yang sudah pensiun.
"Saat ini terjadi krisis instruktur perwira karena yang ada sudah banyak yang pensiun. Maka saya lapor Kapolri untuk memberikan kuota khusus bagi bintara Lemdiklat tapi tetap harus lulus tes," kata Arief sebagaimana keterangan tertulis dari Lemdiklat Polri, Kamis (28/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai Kalemdiklat, Arief memberi perhatian khusus karena bertanggung jawab untuk mendidik dan melatih anggota polisi sejak dari hulu. 128 calon siswa ini terdiri dari 28 orang yang lulus lewat jalur normal dan 100 orang yang lulus lewat jalur kuota khusus.
![]() |
Pemberian kuota ini, kata dia, telah disepakati Kapolri dan Asisten SDM Kapolri. Untuk diketahui 100 orang itu hanya sebagian kecil dari sekitar 1.400 bintara yang akan mengikuti pendidikan selama tujuh bulan di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), Sukabumi, Jawa Barat.
SIP merupakan sekolah prestisius bagi bintara karena sekolah ini adalah gerbang bagi seorang bintara untuk menjadi perwira pertama dengan pangkat ipda. Untuk ikut pendidikan di SIP, proses seleksinya begitu ketat dengan rasio 1:11 dan terkadang berjalan kurang sehat.
"Mereka ini berpikir bahwa menjadi instruktur telah menjadi takdir bagi mereka, sehingga mereka dengan tulus melaksanakannya. Bahkan sebagian besar mereka kuliah di IKIP dengan biaya sendiri untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sebagai pendidik. Harapan mereka tentu ingin menjadi perwira dan harapan itu baru bisa mereka capai saat ini setelah pimpinan Polri menyetujui permintaan Kalemdiklat untuk diberikan kuota khusus bagi bintara instruktur untuk mengikuti pendidikan perwira," sambung Arief.
Arief pun memberi pesan kepada para calon siswa. Dia mengatakan kuota khusus ini diberikan sebagai bentuk pimpinan Polri.
"Kalian sudah digunduli, hilangkan semua beban, perilaku buruk kalian semasa jadi bintara. Ikuti pendidikan SIP dengan baik. Jangan sia-siakan semua ini. Di sana (Sukabumi) hanya tujuh bulan. Ingat perjuangan kalian dan jangan kecewakan kami. Kalian harus bisa memberi contoh bahwa kalian layak diperjuangkan untuk jadi perwira. Begitu lulus jadi perwira nanti jadi instruktur lagi, jangan cari jabatan lain," ingat Arief.
Para calon siswa tak bisa menyembunyikan bahagia mereka. Pasalnya rata-rata dari mereka sudah 5-20 tahun mengabdi di Lemdiklat dan sudah ada yang mencoba tes SIP berkali-kali.
![]() |
"Bertahun-tahun kami mencoba tapi selalu ada ketidakyakinan dan kita akhirnya memang kalah dengan (rekan) yang di luar sana. Bukan kami tidak mampu, bukan kami bodoh. Saya masih tidak percaya saya hari ini akhirnya dinyatakan lulus dan ada di sini," kata Bripka Suprianto dari Pusdik Shabara.
Bripda Syamsul dari Pusdik Brimob pun tak kalah semangatnya. Dia mengaku sudah berdinas di Pusdik Brimob 15 tahun dan mencoba tes SIP sepuluh kali. Syamsul lolos bersama lima temannya yang lain dari Pusdik Brimob.
Begitu pula bahagianya Bripka Faizal dari SPN Polda Aceh yang dinyatakan lolos. "SPN Aceh itu letaknya di gunung, dua jam dari Banda Aceh. Tiga tahun berturut-turut tidak ada instruktur dari SPN Aceh yang lulus SIP. Tapi tahun ini ada lima yang daftar dan semuanya lulus," kata Faizal. (jbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini