Pengurus Forum Petani Sipirok Herman Harahap, di Sipirok, mengeluhkan sekawanan monyet tidak saja merusak lahan pertanian dan perkebunan, tetapi juga sudah masuk ke perkampungan warga.
"Perkembangan hewan itu cukup tinggi. Dua tahun terakhir ini sudah semain ramai terutama di daerah pertanian warga di Lembah Tor (gunung) Sibohi dan tor Sibual-buali," katanya sebagaimana dilansir Antara, Kamis (28/2/2019).
Tanaman para petani, seperti buah-buahan, ubi, cabai, coklat, bahkan padi dan kopi apalagi pisang di atas lahan di lembah kedua gunung itu sudah rata-rata rusak akibat hama monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan cukup banyak kerugian yang diderita sebagai dampak kerusakan tanaman yang merupakan sumber perekonomian warga akibat serangan monyet yang sangat susah untuk dibasmi itu.
Sebenarnya, kata dia, masyarakat ingin menghabisi hama monyet tetapi tidak tahu caranya.
"Meski sudah diracun tidak berdampak. Diusir malah melawan, pakai senapan takut kena sanksi, monyet memang licik," katanya.
Sekarang, kata dia, kaum ibu banyak yang takut pergi berkebun atau berladang ke lembah apalagi sendirian. Mereka khawatir serangan monyet yang secara tiba-tiba apalagi sebagian monyet badannya besar.
Untuk itu petani di Sipirok mengharapkan instansi terkait dapat memberikan perhatian atas permasalahan tersebut dan dapat turun tangan guna meminimalisir hama monyet tersebut.
Apalagi, tambahnya, sekawanan monyet yang terkadang mencapai puluhan bakan ratusan ekor tersebut belakangan ini sebagian sudah mulai memasuki permukiman warga, diduga karena sudah kehabisan makanan yang ada di areal kebun maupun pertanian warga.
"Kita juga tidak menginginkan adanya kejadian korban diakibatkan keberadaan hama monyet di daerah ini," katanya.
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini