Warga yang bermukim di sana, masih harus berjalan kaki mengangkut hasil bumi untuk mereka jual. Bahkan, jika ada warga yang sakit, terpaksa digotong sejauh puluhan kilometer untuk mendapatkan perawatan medis.
Derita warga ini, sempat viral di media dan direspon oleh Pemerintah Daerah hingga Presiden.
Perlahan, akses jalan yang selama ini membuat warga terisolir, mulai dikerjakan. Bahkan, jalan pintas yang menghubungkan dua desa di dusun Damma, Desa Bontomanurung menuju desa Bontomanai kecamatan Tompobulu, sedang dalam pengerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya, selama satu bulan ke depan, 150 personil gabungan TNI-Polri akan bekerja sama merintis jalan sepanjang 3,5 kilometer untuk membukan akses di wilayah itu," kata Komandan Kodim 1422 Maros, Letkol Inf Farid Yudho, Kamis (28/2/2019).
Perintisan jalan itu, memang tidak terlalu panjang. Namun, dengan adanya jalan itu, bisa menghemat perjalanan warga sejauh 25 kilometer untuk sampai ke desa sebelahnya. Lokasinya yang berada di pegunungan juga membuat pengerjaan jalan ini perlu tenaga ekstra.
"Panjang jalan yang kita rintis ini, memang pendek, tapi jalurnya sangat ekstrim. Butuh tenaga ekstralah. Kalau jalan ini sudah dirintis, itu bisa menghemat perjalanan warga sejauh 25 kilometer," lanjutnya.
Selain perintisan jalan, program TMMD yang digelar ini juga akan membangun fasilitas umum berupa tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) di tujuh lokasi. Selain itu, program non fisik seperti pelayanan kesehatan gratis dan penyuluhan, juga akan dilaksanakan oleh prajurit TNI.
"Ini berkat detikcom juga, hingga jadi perhatian. Pak Presiden melalui kementrian PUPR bahkan sempat bertanya ke saya dan minta untuk segera diselesaikan. Kami berterima kasih banyak kepada Presiden atas atensinya," kata Bupati Maros, Hatta Rahman.
Bagi warga, perintisan jalan dan pembuatan MCK ini sangatlah berarti. Selain untuk meningkatkan jalur distribusi perekonomian mereka, fasilitas seperti MCK juga diharapkan bisa membuat warga lebih hidup sehat. Pasalnya, di dusun Damma saja, tidak satupun warga yang memiliki kakus.
"Kami sangat berterima kasih, karena wilayah kami yang selama ini terisolir dan tertinggal, bisa diperhatikan oleh pemerintah. Kami berharap di sini bisa ikut merasakan pembangunan agar lebih maju dari sisi ekonomi dan juga pendidikan," ujar salah seorang warga, Abdullah. (asp/asp)