"Saya kira kami memang ketika itu ada di terungkap di media sosial kalau lihat akun Twitter saya, saya memang juga meminta kepada Pak Kabareskrim, Pak Kapolda Jabar untuk melakukan penyelidikan itu karena kalau itu dibiarkan nanti pasti kampanye hitam dibalas lagi dengan kampanye hitam. Nah, itu nggak akan ada habisnya lah," kata Wakil Ketua TKN Arsul Sani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, berbahaya, siapa saja yang melakukan kampanye hitam ya. Kami sendiri kan juga seringkali karena saya kebetulan Wakil Ketua TKN yang membidangi soal hukum, ketika ada narasi kampanye video pendek yang seperti itu dikirim ke kami, kami seringkali mengatakan 'yang ini jangan, yang ini jangan, sebaiknya jangan ya'.
Cuma tidak semua kan dikirimkan ke TKN dulu," ungkapnya.
"Soalnya kan itu tapi berkali-kali selama 2-3 bulan ini barangkali sudah menyortir video lebih dari 20-30 kali itu ada, dan kemudian mengatakan 'yang ini jangan'. Jadi 20-an itu adalah yang kita bilang jangan, yang disortir pasti lebih banyak dari itu," imbuh Arsul.
Seperti diketahui, polisi dari Polda Jawa Barat mengamankan tiga wanita terkait video kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Ketiganya diduga berada dalam video kampanye yang viral itu.
Ketiganya yaitu inisial ES, IP dan CV, yang semuanya warga Kabupaten Karawang itu kini sedang dalam tahap awal pemeriksaan. Polisi tengah mendalami seluruh rangkaian perbuatan yang mereka lakukan.
"Terhadap yang bersangkutan saat ini kita lakukan proses penyelidikan. Dalam proses penyelidikan ini, tentunya nanti kita dan Bawaslu akan melakukan serangkaian analisis dan evaluasi terhadap perbuatan yang diduga tindak pidana pemilu," ucap Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
"Namun dalam proses penyelidikan, di luar adanya tindak pidana pemilu nanti hasil menunggu hasil Bawaslu, kita akan melihat adanya tindak pidana lain yang terkait dengan pelanggaran yang dilakukan tiga wanita tersebut," sambungnya.
Sebelumnya, warga Karawang dibuat geger dengan video aksi sosialisasi berisi kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf yang viral di media sosial. Sebab, diduga kuat peristiwa dalam video itu terjadi di Karawang.
Dalam video yang beredar, dua orang perempuan tersebut berbicara dalam bahasa sunda saat kampanye door to door. Warga diyakini bahwa Jokowi akan melarang azan dan membolehkan pernikahan sesama jenis.
(azr/knv)