"Iya, benar sekali, fenomena tersebut adalah fenomena hujan es," kata Prakirawan Cuaca BMKG Bandara Internasional Lombok, Levi Ratnasari saat dikonfirmasi, Minggu (24/2/2019).
Levi menjelaskan fenomena hujan es itu terjadi karena adanya aktivitas awan konvektif yakni awan cumulonimbus yang tumbuh akibat proses pemanasan yang kuat di daratan. Hujan es juga bisa terjadi kapan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai pukul 10.00 Wita juga terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut, kata Levi, ada satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Pada tahap berikutnya awan tersebut cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam. Awan tersebut yang dikenal sebagai awan Cumulonimbus.
"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan terjadinya fenomena tersebut namun perlu waspada dan mengatisipasi jika ada indikasi terjadinya fenomena cuaca seperti hujan es angin kencang hingga puting beliung," ujarnya. (mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini