"Nanti begitu surat suara pilpres sudah dihitung selesai, kira-kira masyarakat masih antusias nggak (dengan) perhitungan di pileg? Menurut saya nggak. Masyarakat akan pulang karena sudah tahu di TPS dia siapa capres yang menang," kata Mahfudz dalam diskusi bertajuk 'Apa Kabar Pileg' yang digelar di Gado-gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi tersebut dapat berimbas buruk terhadap pileg itu sendiri. Sebab, karena kalah eksis dari pilpres, tidak tertutup kemungkinan para caleg akan menggunakan segala cara untuk memperoleh suara.
"Contoh begini, kalau saya sebagai caleg, lalu di lapangan masyarakat ini atensinya full atau lebih dominan ke pilpres, saya merasa terancam. Ketika ingar bingar dan antusiasme masyarakat, pemilih terhadap (pileg) itu semakin kecil, maka setiap caleg akan berpikir cara lain untuk memastikan bahwa dia dapat kursi legislatif," papar Mahfudz.
Menanggapi pandangan Mahfudz, menurut eks Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah, KPU seharusnya dapat membantu menyosialisasi profil para caleg. Ferry juga mengingatkan peran partai politik yang diharapkan dapat mengampanyekan calegnya.
"Penyelenggara harusnya membuka lebar seluas-luasnya sosialisasi bukan hanya gimana nanti tanggal 17 April. Tapi sosialisasi siapa partai yang ikut pemilu, siapa calon-calon anggota legislatif yang di dalamnya, bagaimana mencoblosnya. Ke depan walaupun tinggal 50 hari lagi harus segera diupayakan, baik itu dari partainya, siapa saja caleg itu harus buka diri," jelasnya.
Saksikan juga video 'Ma'ruf Amin Minta NU Kawal Pileg dan Pilpres 2019':
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini