"Semua tenaga perawat, tenaga analis untuk pemeriksaan laboratorium, farmasi, dokter. Semua kami kerahkan ke RSUD Komodo untuk melayani pasien DBD," kata Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong, kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Jumat, (22/2/2019).
Ia mengatakan, para tenaga medis dari Puskesmas-puskesmas di Kota Labuan Bajo dan sekitarnya yang aktivitas pelayanan pasiennya tidak padat telah dialihkan ke RSUD Komodo. Menurut dia, pasien DBD harus mendapat pelayanan cepat karena penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Agypti ini tidak ada obatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, pemerintah setempat menerapkan manajemen pelayanan satu pintu untuk penanganan DBD yang dipusatkan di RSUD Komodo milik pemerintah daerah.
Menurut dia, sistem pelayanan dilakukan untuk mengisolasi penyakit DBD agar tidak meluas karena banyak tamu yang keluar-masuk ke daerah setempat.
Ia mengatakan, di sekitar area RSUD Komodo telah dilakukan sterilisasi dengan pengasapan (fogging) untuk memastikan aman dari jentik nyamuk.
"Jadi hanya satu manajemen pelayanan untuk semua pasien yang positif DBD. Kalau penuh baru bisa dialihkan ke Puskesmas," katanya.
Baca juga: 24 Warga NTT Meninggal karena DBD |
Ia menambahkan, selama Januari-22 Februari 2019, jumlah pasien kasus DBD di Manggarai Barat tercatat telah mencapai 452 orang dengan jumlah korban meninggal sebanyak 5 orang.
"Meskipun trend kasusnya semakin menurun tapi kami masih bersatus kejadian luar biasa (KLB) dan upaya-upaya penanganan terus kami lakukan secara intensif," katanya.
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini