"Saya keliling melihat semua tempat yang overcapacity luar biasa. Kalau saya disini, ini overcapacity hampir 500 persen, yang harusnya untuk 550 orang menjadi 2.779 orang. Ini luar biasa menurut saya, tapi ini terjadi dimana-mana," kata Fadli Zon usai kunker di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Rabu (20/2/2019).
Fadli Zon menjelaskan tahanan yang menghuni Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, didominasi perkara narkoba, kemudian disusul oleh pidana umum. Selain itu, jumlah tahanan dan petugas perbandingannya jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama mengelilingi 10 blok yang ada di dalam Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng. Fadli Zon mengaku melihat tahanan yang tidur dengan cara bergantian.
"Hampir 10 blok saya lihat semua, yang jelas ada soal tidur. Mereka harus bergantian untuk tidur. Kondisi ini harus kita selesaikan bersama," ujar Fadli Zon.
Wakil Ketua Partai Gerindra tersebut juga menyoroti besaran tunjangan kesehatan untuk tahanan di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng yang hanya Rp 98 juta pertahun. Menurutnya tunjangan kesehatan tersebut terlalu kecil dan tidak cukup.
"Kalau ini ada yang sakit di antara 2.779 gimana. Karena ini sebagai transit rumah tahanan, banyak orang keluar dan masuk, seminggu masuk 100, dan keluar sebagian," ungkap Fadli Zon.
Prihatin dengan kondisi Rutan Kelas I Surabaya, Fadli meminta semua pihak memikirkan overkapasitas tahanan. Ia meminta ke depan ada pemikiran untuk perkara narkoba agar bisa dibedakan perkara administratif dan pidana.
"Sebenarnya, menurut ahli hukum, sebenarnya ini perkara administratif, bagaimana ada mekanisme lain, bekerja sosial denda atau memang ada rumah tahanan khusus narkoba yang terpisah," ujar Fadli Zon.
Saat ditanya selama keliling Blok di Rutan Medaeng, apakah sempat melakukan pertemuan khusus? Fadli mengaku sempat ketemu di blok yang dihuni Dhani.
"Sempat ketemu sepintas saja, saya tanya proses hukumnya bagaimana," ujar Fadli Zon. (iwd/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini