Di depan para civitas akademika Unuja, Rommy menyampaikan pidato ilmiah yang bertema 'Menumbuhkan Kembangkan Kewirausahaan Menghadapi Revolusi Industri 4.0'. Rommy menyebut, saat ini banyak orang hanya berbicara tentang revolusi 4.0 dan 5.0, namun tidak mau menjadi bagian dari revolusi ini.
Revolusi 4.0 ini ditandai dengan perubahan besar pada perekonomian dunia. Jika dahulu perusahaan migas mendominasi daftar perusahaan terbesar dunia kini diambil alih oleh perusuhaan teknologi informasi. Mulai dari Apple, Amazone, Facebook.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rommy menyebut, perkembangan dunia membuka peluang bagi semua orang, khususnya kalangan muda untuk bisa sukses. Mereka bisa membuat konten menarik yang dijual melalui media sosial yang saat ini masif digunakan masyarakat.
"Kalau kita berbicara lanskap digital, konten adalah raja dan distribusi adalah ratunya. Jadi perlu membuat konten unik yang punya nilai jual," kata pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini
Rommy dalam kesempatan ini, juga menyinggung masih rendahnya biaya riset yang hanya sebesar 0,3 persen dari APBN Indonesia. Hal ini membuat banyak orang yang enggan menjadi periset. Ia berharap ke depan biaya riset makin besar sehingga gairah penelitian makin meningkat.
Sementara itu Rektor Unuja, Abdul Hamid Wahid menyebut Rommy merupakan tokoh muda yang mempunyai mempunyai wawasan, keilmuan, pengetahun, keterampilan yang layak ditiru oleh para mahasiswa. Selain itu ia juga merupakan tokoh pesantren yang merupakan keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).
"Gus Rommy ini tumbuh di lingkungan pesantren. Seorang tokoh muda yang mempunyai wawasan luas dan kini menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan di negeri ini," kata Hamid. (idr/idr)