"Saya berharap itu palsu. Saya berharap itu (editan) Photoshop. Benar seperti penjelasan, itu foto lama dan hasil editan. Tapi kalau bukan, maka ini pertanda buruk. Kenapa? Karena hakim adalah benteng terakhir tempat mencari keadilan," ujar Taufiqulhadi saat dihubungi, Selasa (12/2/2019).
Dia menilai hakim adalah lembaga peradilan yang tidak bisa diintervensi dan terpengaruh politik. Oleh sebab itu, jika foto tersebut asli dan bermakna politis, hal itu akan memupuskan para pencari keadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang menjabat Juru Kampanye Nasional TKN Jokowi-Ma'ruf itu kemudian mengingatkan apa yang disampaikan oleh Presiden RI Jokowi soal netralitas dalam lembaga hukum negara, termasuk lembaga pengadilan. Menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi adalah agar lembaga kehakiman tak terkontaminasi politik praktis.
"Harus diingat, Presiden Jokowi sendiri sangat menjaga sifat hakim sebagai lembaga peradilan merdeka. Jokowi sangat menjaga jarak dengan lembaga kehakiman. Ini dimaksudkan agar lembaga kehakiman tidak terkontaminasi dengan politik praktis," paparnya.
Foto sepuluh hakim yang berpose 'salam dua jari' itu adalah sekelompok hakim yang bertugas di PN Jakpus. Ketua PN Jakpus Yanto sudah membantah keras foto-foto itu terkait pilpres atau keberpihakan politik.
"Itu pistol, bukan dua jari. Kemudian ada jempol dan genggam juga ada, tapi orang iseng ditambahi, padahal pakai kamera, tidak pakai handphone," kata Ketua PN Jakpus Yanto saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Jalan Bungur Raya, Jakpus.
Yanto mengatakan foto itu diambil tiga bulan lalu. Dia keberatan foto tersebut kini diramaikan dan dikait-kaitkan dengan politik.
Saksikan juga video 'Ramai Video Aksi Paspampres Larang Pose 2 Jari Bareng Jokowi':
(idn/imk)