"Ya, jadi kita sudah melakukan suatu pertemuan bilateral dengan pihak Rusia dan sparing partner saya kan Dewan Keamanan Rusia kan. Membahas masalah keamanan nasional. Jadi, keamanan nasional yang dikaitkan dengan keamanan regional dan internasional. Terutama nanti kita membahas masalah-masalah terorisme dan radikalisme. Gimana kita mau melawannya," kata Wiranto di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (11/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga kita berbicara masalah counter terrorism financing. Bagaimana kita bisa mencegat pembiayaan-pembiayaan yang disinyalir digunakan merupakan biaya terorisme. Itu ketat sekali. Bahkan, Rusia sudah menawarkan kita membuat suatu peta dunia, peta anatomi terorisme dunia," ujarnya.
"Jadi, masing-masing negara ini akan memberikan kontribusi dari kacamata mereka masing-masing, bagaimana terorisme di negara mereka masing-masing, dikumpulkan, dikompilasi sehingga kita tahu betul terorisme dunia itu seperti apa. Pasti ada saling kait-mengkait, kan? Dan tidak ada terorisme berdiri sendiri, sudah melewati batas negara kegiatannya. Nah, ini yang akan segera kita garap dengan Rusia," lanjut Wiranto.
Pertemuan Indonesia membahas masalah terorisme bukan hanya bilateral dengan Rusia. Sebelumnya, Wiranto juga sudah melakukan pembahasan soal radikalisme dengan negara-negara ASEAN. Tapi, khusus dengan Rusia, Wiranto memaparkan ada pembahasan yang lebih detail. Misalnya, masalah pertahanan dan pengembangan alutsista.
"Ini lebih spesifik antara Indonesia dengan Rusia. Juga, tentu kita harus bicara masalah pertahanan. Walaupun Menteri Pertahanan baru pulang dari Rusia tapi nanti biasanya juga disinggung masalah pertukaran dari delegasi yang berbicara tentang pertahanan. Kemudian juga, nanti akan dibicarakan juga masalah pengembangan alutsista. Intinya, kita berbicara tentang pertahanan dan keamanan nasional," terang Wiranto.
Simak Juga 'Strategi Wiranto Agar Pemilu 2019 Berjalan Aman':
(idn/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini