"Nah, Januari ini 70 lebih (hoax beredar). Ini baru satu bulan. Ini perkiraannya meningkat dan memang beberapa hari kami melakukan penyisiran," ujar Rudiantara di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).
Dia mengatakan laporan hoax yang diverifikasi Kominfo dapat dilihat di website stophoax.id. Dalam website itu, terdapat laporan terkait hoax yang sudah diverifikasi Kominfo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kominfo akan terus menyisir hoax yang beredar. Kemudian, Kominfo akan memvalidasi laporan hoax yang masuk, tetapi ada pula hoax yang hanya bisa diverifikasi dengan kementerian/lembaga terkait berita bohong tersebut.
"Pada saat verifikasi dan validasi tidak semuanya ada di Kominfo. Contoh misalkan kasus apa, kasus yang berkaitan degan kesehatan makan makanan tertentu, daun apa mempengaruhi, mohon maaf, misalkan reproduksinya seorang wanita. Itu nggak bisa Kominfo harus tanyakan ke ahlinya, ke Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Rudiantara mengimbau masyarakat tidak meneruskan kembali berita-berita hoax yang tersebar. Sebab, masyarakat dirugikan dari sisi materi dan informasi.
"Dulu orang telepon yang bayar siapa? Yang menelepon. Sekarang, di era data pakai WhatsApp Call, yang nelepon bayar, yang nerima telepon bayar. Yang ngirim gambar bayar, yang nerima gambar juga bayar. Yang kirim video bayar, yang terima video bayar. Kita kalau nerima gambar, video, teks yang isinya hoax yang kita nggak sukai kan sebetulnya ya kok saya bayar? Nah, daripada buang-buang waktu sayangilah pulsa kita jangan terusi lagi, apalagi itu hoax," paparnya.
Saksikan juga video 'Tim Jokowi: 13 Provinsi Terpapar Hoax, 6 Rawan Hoax':
(yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini