Ketum PPP Kritik Puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon

Ketum PPP Kritik Puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon

Muhammad Idris - detikNews
Sabtu, 09 Feb 2019 20:25 WIB
Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom
Jakarta - Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, meminta semua pihak menjaga nama baik ulama dan berhati-hati dalam mengeluarkan penyataan. Menurutnya, panasnya suasana jelang politik, membuat beberapa orang dinilai kurang menghargai ulama. Salah satunya, kata dia, yakni kejadian salah ucap KH Maimoen Zubair yang terus menerus dipolitisir.

"Ini belum berkuasa saja, adab mereka kepada ulama sepuh yang paling dihormati aja seperti itu, entah bagaimana kalau mendapat kekuasaan," kata Rommy dalam keterangannya, Sabtu (9/2/2019).

Dia mengkritik Fadli Zon yang kemudian membuat puisi atas kejadian tersebut. Tidak heran jika kemudian para santri bereaksi atas apa yang dilakukan Fadli. Dikatakannya, banyak santri meminta Fadli Zon tidak menghina dan melecehkan ulama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan kali ini saja mereka menghina ulama. Saat ada ijtima ulama memberikan opsi untuk memilih Cawapres dari kalangan ulama, mereka tidak mengindahkan," tambah Rommy.


Sebelumnya, pendukung capres petahana Joko Widodo (Jokowi) meminta Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta maaf kepada KH Maimun Zubair (Mbah Moen) terkait puisi 'Doa yang Ditukar'. Mereka berniat mengambil langkah hukum jika permintaan maaf tak dilakukan Fadli.

"Sebagai santri, kami akan menerima permintaan maaf Fadli Zon jika dilakukan secara ikhlas, tertulis, dan terbuka. Jika tidak, kami akan menempuh jalur hukum," kata Ketua Umum Relawan Millenial Jokowi Ma'ruf (Remaja), Misbahul Ulum.

Misbahul menyayangkan puisi Fadli yang dinilai berisi penghinaan. Menurutnya, hal itu tidak pantas dilakukan seorang anggota Dewan.

"Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon harusnya sadar bahwa ia mewakili wajah rakyat Indonesia. Tidak layak bagi seorang pejabat publik menghina. Apalagi jika ditujukan kepada ulama sepuh yang dihormati semua kalangan seperti Mbah Moen," kata Misbahul, yang juga menjabat Wakil Direktur Penggalangan dan Jaringan TKN Jokowi-Ma'ruf.

(idr/mpr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads