"Pak Prabowo tidak bohong. Buktinya Pak Luhut mengakui ada kebocoran. Soal besaran, kebocoran anggaran yang dimaksud Pak Prabowo berasal dari belanja, ada indikasi proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN dan APBD di-mark up 20% hingga 40% sehingga menyebabkan anggaran negara/daerah bocor dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jadi pesan Pak Prabowo, jangan dilihat besarnya, tapi pelaku korupsi yang sudah masif," kata Sekretaris Bidang Polhukam DPP PKS Suhud Alynudin kepada wartawan, Jumat (8/2/2019).
Suhud menuturkan jika Luhut mengakui ada kebocoran, maka pernyataan Prabowo bukan hoax. Suhud lalu meminta info kebocoran itu ditelusuri agar publik mendapat penjelasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tugas untuk menyelidiki jumlah kebocoran uang negara serahkan ke lembaga terkait untuk menyelidiki dan mengungkap, bukan tugas Pak Prabowo," imbuhnya.
Menurut Suhud, pemerintah harus berterima kasih kepada Prabowo karena diingatkan soal kebocoran dana. Ia meminta kebocoran tersebut harus diselidiki agar publik mengetahui angka pastinya.
"Seharusnya pemerintah berterima kasih kepada Pak Prabowo sudah mengingatkan adanya kebocoran uang negara. Soal besarannya harus diselidiki agar publik memahami angka pastinya," ujar Suhud.
Lebih lanjut, Suhud menegaskan pihaknya tidak akan menoleransi kebocoran dana yang kecil maupun besar.
"Kami kira kita tidak boleh menoleransi kebocoran sekecil apapun. Apalagi jika benar kebocoran dalam jumlah besar," tegasnya.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut ada kebocoran anggaran negara sebesar Rp 500 Triliun per tahun. Luhut menyebut, pernyataan tersebut adalah bohong.
"Saya pikir berlebihan, bocor pasti memang ada yang bocor, tapi kalau dibilang berlebihan itu sama sekali tidak. Ndak betul itu, bohong itu," jelas Luhut kepada wartawan, Jum'at (8/2).
Ia bahkan menantang, agar Prabowo dapat membuktikan pernyataan itu, jika dianggap sesuatu yang benar. Namun, pihaknya tetap akan bersikap santai karena memang hal tersebut dianggap Luhut sebagai sesuatu yang bohong.
"Kalau dia mau, buktikan itu. Kita ngapain sih capek-capek lapor-melapor itu. Biarin saja mereka bohong," terang Luhut yang juga terdaftar sebagai ketua Bravo 5 pada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin.
Luhut yang juga seorang purnawirawan TNI pun mengingatkan bahwa sikap bohong bukanlah sikap seorang ksatria.
"Kamu dengar pesan saya sebagai orang tua, kamu itu jangan hidup dari bohong satu ke bohong yang lain, kalau kamu ksatria katakanlah benar ya benar, salah ya salah. Itu kan agama ngajari, dan dari Presiden, yang saya suka itu tidak pernah mau bohong. Kalau kita kurang kita klaim kurang, tidak ada yang sempurna. Di surga saja kau nanti bisa rasakan sempurna," pungkasnya.
Simak juga video 'Prabowo Sebut Duit Negara Bocor, Jokowi: Lapor KPK, Bawa Bukti!':
(azr/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini