Pantauan detikcom, di lokasi, Jumat (8/2/2019), setibanya di Pesantren Dzikir Al Fath, Hasto dan TB Hasanuddin, serta Wasekjen PDIP Ahmad Basarah langsung disambut oleh silat yang dilakukan anak-anak pesantren. Setelah itu, Hasto dan rombongan didampingi Pemimpin Pesantren, KH Fajar Laksana, mengunjungi museum Prabu Siliwangi yang terletak di dalam ponpes.
Museum itu memiliki koleksi pedang cina dan katana Jepang. Sampai ada milik Laksamana Maeda, tokoh Jepang yang membantu Founding Father Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika memegang kujang itu maknanya memiliki misi membawa keadilan kemakmuran dan kesejahteraan," ungkap Laksana saat memberikan Kujang kepada Hasto.
Balas pemberian pusaka, PDIP pun menyerahkan cincin berwarna merah. Hasanuddin mengatakan, cincin itu untuk mengeratkan silahturahmi.
"Cincin ini bulat, menyiratkan persahabatan dan silaturahmi di antara kita tak boleh ada ujungnya. Kami membawa tiga cincin karena kebetulan kami dapat nomor tiga," kata Hasanuddin.
"Cincin ini dibungkus warna merah. Karena darah kita merah sama-sama mengabdi mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila sampai titik darah penghabisan," kata Hasanuddin lagi, yang disambut teriakan 'Allahu Akbar'.
Setelah serah terima, acara dilanjutkan dengan penampilan berbagai atraksi dari para santri. Ada yang menarik saat atraksi berlangsung, beberapa kali terlihat Hasto mencoba melakukan atraksi bola api. Aksi Hasto ini mengundang gelak tawa dan tepuk tangan dari para santri.
Hasto mengatakan, kunjungannya ini sangatlah bermakna. Di ponpes ini dia dan rombongan menemukan hakikat sila Ketuhanan yang berkebudayaan. Dia pun mengaku merasakan dukungan positif dari para santri kepada partainya.
"Di tempat Profesor Doktor Kyai Haji Fajar laksana ini kami menemukan hakikat sila Ketuhanan yang berkebudayaan," ucap Hasto dihadapan Santri di Pesantren Al Fath, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019). (mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini