"Sikap toleransi dan kerukunan adalah kebanggaan yang dimiliki Indonesia, sehingga kemajemukan yang ada di masyarakat bukan malah memecah belah, tapi jadi kekuatan utama kita. Agama apapun mengajarkan kita untuk menyebarkan cinta kasih kepada sesama," kata Bamsoet di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Ia lantas berbicara soal politisasi agama. Bamsoet berharap agama tak jadi alat untuk menciptakan permusuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bamsoet menegaskan kebebasan beragama tertuang dalam UUD 1945. Dia mengatakan negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk memeluk agama.
Ia melanjutkan, agama hadir untuk membuat manusia belajar satu sama lain. Bamsoet menyebut rasa kemanusiaan harus dijunjung tinggi di atas nilai-nilai apapun.
"Tuhan Yang Maha Esa menciptakan perbedaan bukan untuk permusuhan, tapi agar umat manusia saling mengenal satu sama lain. Maka perlu dialog antarumat beragama untuk menguatkan satu sama lain. Meski kita berbeda dalam iman, tapi kita bersama dalam kemanusiaan," sebut Bamsoet.
Bamsoet kemudian kembali menyinggung soal gelaran Pilpres 2019. Ia mengingatkan agar para pendukung para paslon tak saling merendahkan.
"Bagi para pendukung yang sedang bersaing, ingatlah yang kita hujat bangsa kita sendiri. Mari kita bersaing sehat, puja jagoan kita masing-masing tanpa merendahkan lawan. Ini barangkali ajaran agama kita, agama manapun. Dalam perayaan Natal, semoga Tuhan memberkati bangsa Indonesia," tutur Bamsoet.
Dalam acara malam ini, turut hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO). (tsa/jbr)











































