JK Tegaskan Alasan Dukung Jokowi: Tak Otoriter dan Antinepotisme

JK Tegaskan Alasan Dukung Jokowi: Tak Otoriter dan Antinepotisme

Rina Atriana - detikNews
Rabu, 06 Feb 2019 18:55 WIB
Wapres Jusuf Kalla (Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat mengungkapkan alasan mendukung capres Joko Widodo karena Jokowi tak otoriter. Kali ini, JK menegaskan lagi alasan itu dengan menambahkan Jokowi tak pernah melakukan nepotisme.

"Kalau kita lihat sejarah, negara-negara yang jatuh itu dua (alasannya), otoriter dan nepotisme. Jokowi sama sekali tidak ada di situ, dia tidak otoriter, karena selalu semua hadir rapat kan demokratis itu kan juga di kabinet," ujar JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).


"Kedua, tidak ada keterlibatan keluarganya sama sekali dalam ekonomi, dalam hal politik. Buktinya putra beliau, satu, katering; satu, jualan pisang. Sama sekali tidak ada nepotisme di sini, jadi kita bisa aman," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK mencontohkan bagaimana Venezuela jatuh karena rezim yang otoriter dan nepotisme. Begitu pula yang terjadi pada Orde Baru di Indonesia.


"Venezuela jatuh karena apa? Otoriter kan dan juga nepotisme, kita alhamdulillah. Zaman Pak Soeharto juga jatuh karena apa? Otoriter dan nepotisme kan. Nah yang paling bersih dari situ, calon ini ya Pak Jokowi. Itu kita harus arif melihatnya," tutur JK.

Sebelumnya, JK dalam sebuah video yang beredar mengatakan salah satu alasannya mendukung Jokowi adalah mantan Gubernur DKI itu tak otoriter.


"Saya ingin sampaikan sama Anda bahwa Pak Jokowi pemimpin yang egaliter yang selalu mendahulukan kebersamaan, kadang-kadang kami memang repot karena terlalu banyak rapat, kadang-kadang 1 tahun 200 kali. Tapi ini salah satu ciri pemimpin yang egaliter, ingin mendengar semua pandangan orang, tidak otoriter," kata JK, Minggu (3/2).

Selain itu, JK menilai sosok Jokowi sebagai yang terbaik dari kandidat yang ada. Sebab, ia mengaku selalu bersama-sama dengan Jokowi selama 4 tahun terakhir.


"Kenapa kita sepakat pilih nomor 1, tentu yang paling bisa menjawab itu saya sebenarnya, karena saya harus bersama-sama sudah 4 tahun dengan beliau. Saya dapat melihatnya dari dalam dan dari luar. Mungkin beliau bukan yang terbaik, tapi yang jelas yang terbaik yang ada. Silakan, pilihan kita cuma dua," ungkapnya.



Saksikan juga video 'Gegara 'Propaganda Rusia', Jokowi-Hasto Dilaporkan ke Bawaslu':

[Gambas:Video 20detik]

(rna/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads