Bermula dari pertanyaan jaksa KPK pada Eni mengenai pertemuannya dengan pengusaha Johanes Budisutrisno Kotjo, Direktur PLN Sofyan Basir, dan Idrus. Pertemuan itu membahas mengenai PLTU Riau-1. Namun jaksa heran mengenai kehadiran Idrus yang sedari awal belum terkait, tetapi tiba-tiba mengikuti pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaksa masih mencecar Eni hingga akhirnya diakuinya tentang kedekatan dengan Idrus. Eni mengaku kerap menceritakan kegiatannya pada Idrus termasuk saat ditugaskan Novanto membantu Kotjo mendapatkan proyek PLTU Riau-1 tersebut.
"Saya kan sama Pak Idrus ini dekat, kita jadi aktivis dan dekat sampai Ketum LPM saya jadi bendahara. Kita dekat jadi kalau bicara saya sampaikan. Dari awal saya memang bicara sama Idrus setelah dapat tugas dari SN (Setya Novanto) saya memang selalu cerita, dengan Pak Idrus saya dipanggil dapat tugas," kata Eni.
Lalu, Eni juga mengatakan saat itu pernah diperingatkan Idrus agar berhati-hati jika bekerja sama dengan Novanto.
"Pak Idrus bilang hati-hati," kata Eni.
"Hati-hati kenapa?" tanya jaksa.
"Mungkin Pak Idrus tahu SN seperti apa, dia bilang, 'Hati-hati nanti kalau ada apa-apa Eni yang kena'," ucap Eni sambil menirukan bicara Idrus kala itu.
Idrus didakwa menerima suap Rp 2,25 miliar dari pengusaha Kotjo. Duit itu disebut jaksa diterima Idrus untuk bersama-sama dengan Eni membantu Kotjo mendapatkan proyek di PLN.
Saksikan juga video 'Beri Miliaran ke Eni Saragih, Johannes Tak Tahu Itu Bentuk Suap':
(zap/dhn)