"Waktu bertemu bapak Panglima TNI saya laporkan juga ke bapak Panglima TNI, ada baiknya program kebencanaan ini bisa masuk kurikulum di TNI," kata Letjen Doni di acara Tasyakuran HUT Ke-11 BNPB di Sentul, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
"Karena apa? Karena semua kita akui bahwa organisasi atau instantsi yang paling siap ketika bencana terjadi (adalah) TNI dan Polri. Sehingga pengetahuan ini bisa menular ke daerah yang paling pelosok, karena TNI/Polri punya unsur Babinsa/Babinkamtibmas," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah saya mendapat berbagai penjelasan tentang 15 daerah rawan bencana mulai dari megatrust. Baru saya rasakan bahwa kita semua mau mengakui dan terima bahwa kita hidup di atas cincin api dan hidup di atas patahan lempeng. Suka tidak suka, senang tidak senang, itu takdir bagi kita," tutur Letjen Doni.
"Inikan hebat pakar kita, bukan dari luar negeri, tapi anak bangsa sendiri tapi sayang tidak diikuti hasil risetnya. Nah sangat mungkin siklus 50 tahunan, ada lagi siklus 100-1000 tahunan yang terjadi di bagian barat Pulau Sumatra dan bagian selatan Pulau Jawa. Akibat patahan lempeng, saya semakin percaya," jelasnya. (rna/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini