Keren! Berobat di Puskesmas di Kendari Bisa Bayar dengan Sampah

Keren! Berobat di Puskesmas di Kendari Bisa Bayar dengan Sampah

Sitti Herlina - detikNews
Rabu, 23 Jan 2019 12:59 WIB
Bayar sampah di puskesmas. (Sitti/detikcom)
Kendari - Puskemas Perumnas, Kendari, mencoba memberikan pelayanan yang berbeda dengan puskesmas lain. Inovasi tersebut dirintis oleh Kepala Puskesmas Perumnas, Patma Ayunita, untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi warga.

Menurutnya, tidak ada lagi alasan atau kendala, terutama biaya, bagi warga yang tetap ingin mendapatkan pelayanan kesehatan, baik mereka yang tidak memiliki BPJS maupun tidak memiliki uang untuk berobat.


Dijelaskan juga, untuk beberapa pelayanan yang tidak diindikasikan untuk diperiksa, tidak berlaku BPJS, namun hanya dengan menukarkan sampah maka warga akan tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Ada beberapa, misalnya, kalau cek kolesterol atau hanya periksa gula darah, misalnya warga hanya ingin check up maka bisa ditukar dengan sampah," jelasnya, Rabu (23/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bagi sebagian warga juga bisa tetap menyimpan uang dari sampah yang ditukarkan jika tidak ingin berobat.

"Ini semacam tabungan, jadi setiap warga yang datang ada jalur khususnya untuk membawa sampahnya, kemudian akan diberi pelayanan dari petugas kami. Petugas kami akan menimbang sampahnya, kemudian kami tanyakan kepada warga apakah mau langsung digunakan untuk berobat atau mau ditabung," jelasnya.

Saat ini pihaknya menerima sampah berupa sampah plastik dan kertas, yang harganya itu Rp 1.000-2.000 untuk sampah plastik dan Rp 800-1.200 untuk sampah kertas.


Ia menuturkan, inisiatif yang dilakukannya itu sudah berjalan selama empat bulan. Pasalnya, ia melihat sampah-sampah plastik tersebut bisa didaur ulang. Sebagai contoh, sampah plastik botol air mineral bisa dijadikan tirai dan digunakan di puskesmas yang ia pimpin.

Tidak hanya itu, alasan lainnya ia mengajak warga untuk menabung sampahnya adalah agar sampah tidak dibuang di sembarang tempat sehingga menimbulkan banjir.

"Kan kalau sampah plastik itu lama proses kalau dibuang di sembarang tempat, sehingga dengan begini warga akan mengumpulkan sampah plastiknya," ujarnya.

Haena (41), seorang ibu rumah tangga (IRT), mengaku sangat terbantu dengan program tukar sampah tersebut.

"Saya rajin sekali datang ke puskesmas untuk tukar sampah saya. Ada yang saya pake berobat, ada juga yang saya tabung," terangnya.

Dikatakannya, dalam sebulan ia makin sering mengontrol kondisi kesehatannya, bisa dua sampai tiga kali. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads