"Memang setiap bertugas kamera sudah ready, tinggal merekam saja. Video yang di-upload juga tergantung kalau memang boleh dipublikasikan. Saya juga minta izin dulu dengan kepala regu saya. Cuma untuk yang viral ini saya nggak minta izin. Kaget gitu kenapa bisa viral karena viralnya itu juga telat, dua minggu setelah kejadian baru viral," ujar Fikri ketika ditemui di kantor Sudin Damkar Jakut, Jalan Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya memang sebelumnya saya motovlogger gitu. Pakai kamera helm. Kalau sekarang saya kira jarang gitu ya fire documenter, adanya cuma di luar negeri. Di Jakarta Pusat ada Bobi Prasetyo, jadi saya tertarik saja karena biar beda dengan yang lain," ucapnya.
![]() |
Tidak semua video yang direkam kemudian diunggah Fikri ke akun YouTube. Ada beberapa hal yang tidak bisa dipublikasikan. Dia juga biasanya meminta izin kepada kepala regu sebelum mengunggah video.
"Kalau untuk kebakaran kurang-lebih di bawah 20 kejadian saya rekam. Sisanya itu evakuasi mayat sudah 4 kali. Cuma nggak semuanya direkam karena ada beberapa yang harus dirahasiakan," tutur Fikri.
Video Fikri yang viral adalah saat dia dan rekan-rekannya memadamkan kebakaran di Jalan Manggar, Koja, Jakarta Utara. Saat itu, ada orang yang memaki mereka ketika bertugas. Setelah diunggah, video itu jadi viral dan tersebar di Instagram serta Twitter. Video di akun Fikri sendiri sudah ditonton lebih dari 203 ribu kali.
Fikri kini sudah meraup uang USD 127 atau setara dengan Rp 1,7 juta lewat monetisasi videonya di YouTube. Padahal semula dia sudah sempat ingin berhenti jadi vlogger.
"Sebelumnya saya sempat frustrasi di YouTube. Buat apa saya bikin sudah modal gede. Eh pas di pemadam kebakaran itu kok viewers-nya banyak, subscribers juga," tutupnya. (eva/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini