Beredar Tabloid 'Indonesia Barokah', BPN Prabowo Bicara Kampanye Hitam

Beredar Tabloid 'Indonesia Barokah', BPN Prabowo Bicara Kampanye Hitam

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 22 Jan 2019 20:45 WIB
Sudirman Said (Arif Syaefudin/detikcom)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berbicara tentang tabloid bertajuk 'Indonesia Barokah' yang dianggap menyerang capres Prabowo Subianto di Jawa Tengah. Mereka pun meminta Bawaslu bertindak.

"Ya, itu praktik lama yang terulang kembali. Menurut saya, sebaiknya jangan melakukan black campaign, stigmatisasi seperti itu, dan sebagainya," kata Direktur Materi Debat BPN Sudirman Said di Resto Ajag Ijig, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).


"Mudah-mudahan nanti Bawaslu dan aparat keamanan mengambil tindakan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sudirman, Prabowo berprinsip tidak menebar fitnah. Dia juga menyatakan Prabowo berpesan agar tidak memojokkan pihak lain dalam pemilu.

"Pak Prabowo kembali berprinsip pemilu adalah ajang kebaikan, jangan memojok-mojokkan orang, apalagi isinya fitnah begitu, ya," ujar mantan Menteri ESDM ini.

Beredar Tabloid 'Indonesia Barokah', BPN Minta Tak Ada Kampanye HitamHalaman depan tabloid 'Indonesia Barokah' (Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Sebelumnya, tabloid bertajuk 'Indonesia Barokah' dengan framing berita yang disebut sengaja menyerang calon presiden Prabowo Subianto ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Tabloid tersebut dikirim ke masjid-masjid dengan bungkus amplop cokelat.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah mendapatkan informasi tabloid bernama Indonesia Barokah tersebut ada di Kabupaten Blora, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Magelang. Rata-rata setiap masjid dikirimi tiga eksemplar.


"Ada pengiriman tabloid rata-rata 1 masjid 3 eksemplar yang dibungkus amplop cokelat yang dikirim ke masjid," kata Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Jawa Tengah Rofiuddin kepada detikcom, Selasa (22/1).

Pada headline halaman pertama ditulis judul 'Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?'. Kemudian di kolom Liputan Khusus, ada berita berjudul 'Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?' dengan karikatur Ratna Sarumpet, Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Prabowo Subianto. Sebagian artikel juga membahas tentang agama. (azr/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads