"Rencananya, di tahun 2019, kami akan meningkatkan pembentukan KSB yang ada di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah yang signifikan, barangkali 2-3 kali lipat," kata Agus saat memberikan kuliah umum di Kelas Gabungan Gedung Samadikun Seskoal, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Dia mengatakan program ini sudah ada sejak 2014 dan terus meningkat tiap tahun. Hingga 2018, menurut Agus, sudah terbentuk 560 KSB, yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu karena ini program KSB sehingga pada dasarnya kegiatan untuk kesiapsiagaan berkaitan mitigasi bencana, maka kegiatan itu kita arahkan ke sana. Misalnya, dengan melakukan upaya untuk penanaman-penanaman dari wilayah yang memang potensi rawan bencananya tinggi, seperti contoh daerah di Jabar teridentifikasi ada ratusan yang mempunyai daerah wilayah longsor," ujarnya.
Agus pun menyatakan bakal menanam pohon jenis tertentu di wilayah pesisir. Tujuannya mengurangi kerusakan jika terjadi gelombang pasang ataupun tsunami.
"Tentu juga untuk daerah pesisir ada tanaman tanaman yang memang terbukti bisa sangat efektif menjadi perisai apabila terjadi bencana walaupun tsunami. Kita lihat di daerah Banten dan Lampung ada rumah-rumah yang tersembunyi di belakang pohon ketapang. Rumah yang nggak ada perisai sama sekali dari pepohonan itu yang habis. Perlunya ada kegiatan vegetasi di seluruh wilayah termasuk di wilayah pesisir karena potensi tsunami itu besar sekali," ucap Agus. (yld/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini