Suicidolog: 34,5% Mahasiswa Jakarta Berpikir Bunuh Diri

ADVERTISEMENT

Suicidolog: 34,5% Mahasiswa Jakarta Berpikir Bunuh Diri

Adhi Indra Prasetya - detikNews
Minggu, 20 Jan 2019 16:32 WIB
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Suicidolog atau ahli kajian bunuh diri menyebut kecenderungan bunuh diri terdapat pada kalangan kaum muda terpelajar. Sebagian mahasiswa di Jakarta disebutnya punya pikiran untuk bunuh diri. Ini perlu menjadi perhatian.

Suicidolog itu adalah Benny Prawira Siauw, pendiri sekaligus Kepala Koordinator Into The Light, kelompok pemerhati pencegahan bunuh diri. Dia menjelaskan hal ini kepada detikcom di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2019).

Menurut penelitian Benny terhadap mahasiswa di Jakarta, terdapat perbedaan angka pemikiran bunuh diri ketimbang kota lainnya, misalnya Yogyakarta. Penelitian soal bunuh diri di Yogyakarta pernah dilakukan oleh Karl Peltzer pada tahun sebelumnya. Jakarta jauh lebih tinggi dari Yogyakarta dalam hal pemikiran berbahaya ini.

"Tesis saya menemukan 34,5% mahasiswa berusia 18-24 tahun di Jakarta ini punya pemikiran suicidal dalam satu tahun terakhir," kata Benny yang saat ini tengah menyelesaikan penelitian di Magister Psikologi Sosial Kesehatan Unika Atma Jaya ini.



Adapun menurut penelitian Peltzer, angka pemikiran bunuh diri di Yogyakarta lebih kecil, yakni 6,9%. Responden Benny adalah mahasiswa usia 18 hingga 24 tahun di Jakarta. Ada 284 responden yang berpartisipasi. Dia menyoroti angka pemikiran bunuh diri mahasiswa Ibu Kota.

"Itu bukan angka yang rendah untuk pemikiran bunuh diri. Bayangkan, 34,5% dalam satu tahun terakhir," kata Benny.

Sebagai perbandingan, sebelumnya pernah pula ada penelitian regional Asia Tenggara yang dilakukan Karl Peltzer dan kawan-kawan pada 2016, terbit di Journal of Psychiatry, tentang perilaku bunuh diri mahasiswa di enam negara ASEAN.
Mereka menyurvei 4.675 mahasiswa S1 dari Kamboja, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam, termasuk dari Indonesia. Umur responden adalah 18-30 tahun dan rata-rata berusia 20,6 tahun. Di Indonesia, mereka mengambil 231 responden dari mahasiswa-mahasiswa yang menuntut ilmu di Yogyakarta.

Hasilnya, angka pikiran untuk melakukan bunuh diri dari mahasiswa di sejumlah negara ASEAN itu mencapai 11,7%. Sedangkan angka percobaan bunuh diri sebesar 2,4%.

Responden dari Indonesia (Yogyakarta) menunjukkan angka pikiran bunuh diri 6,9% atau terendah ketimbang mahasiswa-mahasiswa di kota lain di ASEAN. Angka pikiran bunuh diri tertinggi ada di Myanmar dengan 16,3%.

Meski Myanmar punya angka pikiran tentang bunuh diri tertinggi, angka percobaan bunuh dirinya justru terendah, yakni 1,0%. Angka percobaan bunuh diri tertinggi ada di Thailand, yakni 5,3%.

Simak juga berita-berita lain di detikcom dengan tema masalah bunuh diri.

Untuk mengakses layanan konseling pencegahan bunuh diri, Kementerian Kesehatan mempersilakan masyarakat untk mengakses nomor telepon gawat darurat (emergency) di 119, bebas pulsa.

Lima rumah sakit juga disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:
1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 83240467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444

Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan , 24 jam.

(dnu/dhn)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT