Menurut Sandiaga, cium tangan yang dia lakukan ke Ma'ruf Amin merupakan bentuk penghormatan karena mantan Rais Aam PBNU itu sudah lama berstatus guru dan pengisi khotbah Jumat di masjid yang dikelola keluarganya.
"Sudah lama sekali saya mengenal Pak Kiai, saya sebagai murid beliau dan beliau rutin mengisi khotbah Jumat di Masjid At-Taqwa, di mana masjid ini dikelola oleh keluarga saya dan beliau juga dekat dengan mertua saya. Kalau saya bertemu beliau ya harus cium tangan seperti itu sudah lazim saya lakukan jauh sebelum beliau menjadi cawapres," jelas Sandiaga kepada awak media, Jumat (18/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya tidak akan mengubah karena kami sama-sama calon wakil presiden, karena saya yang muda ingin mendapat keberkahan dari Pak Kiai, saya tentunya melanjutkan kebiasaan seperti itu. Karena saya tidak ingin hanya karena kita sama-sama cawapres terus kita ubah tata cara bertemu, itu cara saya memuliakan Pak Kiai itu akan terus berlanjut," lanjutnya.
Sementara itu, terkait pijatan ke Prabowo, Sandiaga menjelaskan itu adalah caranya memberikan semangat. Pijatan itu juga cara membuat Prabowo rileks karena hampir selama dua jam berdiri di arena debat.
"Memijit Pak Prabowo itu kebetulan kita berdiri sampai hampir selama 2 jam lebih. Beliau lelah saya beri semangat saya beri pijatan supaya beliau lebih rileks dan beliau sepertinya keenakan dan apresiasi. Debat kemarin sangat rileks suasana sangat cair. Kita juga bisa menyampaikan dengan jelas pesan-pesan kita kepada masyarakat Indonesia bahwa Prabowo-Sandi berkomitmen menegakkan hukum, tidak hanya tajam ke bawah tumpul ke atas," tandas dia. (sya/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini