"Jauh amat. Bung Karno the best orator ever dalam semua kategori. Intonasi, gestur, diksi cerdas, dan nyambung ke roso, sehingga membawa dampak luar biasa ke audiens," kata Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, Selasa (15/1/2019).
Eva tak terima gaya orasi Prabowo disamakan dengan Sukarno. Sebab, menurut dia, sang proklamator punya kemampuan gemilang dalam orasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak new perspectives, knowledge, spirit. Perbedaan mendasar: Bung Karno menggelorakan optimisme, cinta Tanah Air meluap, self confidence melonjak karena isinya membangkitkan nasionalisme-patriotisme. Karena itu bagian dari national and character building," ujarnya.
Menurut Eva, Prabowo justru kerap menyampaikan pidato bernada pesimisme. Bahkan, lanjut dia, menimbulkan kebencian terhadap pemerintah.
"Sementara PS (Prabowo Subianto) kebalikannya. Karena dampaknya skeptisisme, pesimisme, dan jadi benci pada pemerintah karena tidak menghargai karya-karya sendiri," kata Eva.
"Ini indikator Sila Ke-4 yang malah tidak terwujud. Jadi saya justru menyesalkan pidato yang melemahkan nation and character building dan tidak menegakkan Pancasila," imbuhnya.
Sebelumnya, Fahri memuji pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' Prabowo. Wakil Ketua DPR itu menyamakan gaya orasi capres nomor urut 02 itu dengan Sukarno.
"Kalau disampaikan secara meledak-ledak, ya, itu gaya dia, kan. Dia kan lebih mirip Bung Karno. Sementara kita tidak mungkin mengharapkan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) meledak-ledak. Itu soal gaya orang," ujar Fahri.
Simak Juga 'Gaya Pidato Prabowo Sambil Ngopi Tiru Model Iklan':
(tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini