Survei Y-Publica: Elektabilitas PSI Terdongkrak Isu Anti-Poligami

Survei Y-Publica: Elektabilitas PSI Terdongkrak Isu Anti-Poligami

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Senin, 14 Jan 2019 14:41 WIB
Foto: PSI (Audrey Santoso/ detikcom)
Jakarta - Elektabilitas PSI terdongkrak karena isu anti-poligami yang sebelumnya gencar diembuskan partai yang dikomandoi Grace Natalie itu. Dalam survei Y-Publica terbaru, elektabilitas PSI naik 0,3% dibanding sebelumnya.


Survei dilakukan pada 26 Desember 2018-8 Januari 2019. Survei dilakukan pada 1.200 responden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error +- 2,98 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

"Elektabilitas PSI bertengger di angka 2,9%. Sementara pada survei November-Desember 2018, PSI mendapat 2,6%," ujar Direktur Y-Publica, Rudi Hartono, di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meningkatnya Elektabilitas PSI itu, kata Rudi, tidak terlepas dari suksesnya partai anak-anak muda itu memainkan strategi diferensiasi yang ideologis. Misalnya, isu penolakan perda berbasis agama dan isu poligami.


Strategi 'nyaring' tersebut dinilai ampuh mencuri perhatian dan sorotan publik. Sehingga mampu menggiring suara pemilih, khususnya kaum perempuan.

"Strategi politik mereka yang nyaring sering membuat mereka menjadi perhatian publik. Misalnya dengan memilih isu poligami. Dengan menolak isu poligami sangat berpengaruh terhadap perempuan yang kritis terhadap poligami, kelompok liberal, kelas menengah terdidik, hingga anak-anak muda yang berpikiran progresif," paparnya.

Rudi mengatakan, hal itu juga tidak terlepas banyaknya masyarakat Indonesia yang cukup kritis dalam menyikapi praktik poligami. Buktinya, dalam survei terbaru 52,3% responden mengaku tidak setuju dengan praktik tersebut.

"Sementara responden yang setuju dengan poligami berjumlah 40,9%. Jadi mayoritas publik Indonesia itu tidak setuju dengan poligami," kata Rudi.

Sementara, untuk pendukung kedua paslon, pada prinsipnya baik pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandiaga tidak mendukung isu poligami. Namun, berdasarkan survei Y-Publika, pendukung pasangan nomor urut 01 yang lebih banyak menolak poligami.

"Pendukung Jokowi-Ma'ruf yang tidak setuju poligami sebanyak 59,3%. Sedangkan Prabowo-Sandiaga 53,8%," pungkasnya.


Simak Juga 'PSI Beri Kebohongan Award ke Prabowo-Sandi dan Andi Arief':

[Gambas:Video 20detik]


Survei Y-Publica: Elektabilitas PSI Terdongkrak Isu Anti-Poligami
(mae/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads