Makassar - Sejumlah warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan memperingati hari sejuta pohon sedunia dengan menggelar aksi mencabut logam, paku, atau material lain (seperti keramik) yang dipaku ke batang pohon atau biasa disebut
tree spiking. Aksi ini memberi pesan bahwa
tree spiking akan memberi dampak buruk kepada lingkungan khususnya pohon.
Aksi ini digelar di sepanjang Jalan Ratulangi hingga Jalan Jendral Sudirman, Kota Makassar, Minggu (13/1/2019) mulai pukul 06.00 Wita. Aksi Cabu Paku Pohon ini juga diikuti oleh seluruh volunteer Earth Hour Makassar dengan berkolaborasi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, The Body Shop, Kutu Air Shop, Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI), dan Rumah Kepemimpinan.
"Tindakan spiking ini justru berdampak pada kehidupan pohon. Kekuatan kayu pohon akan berkurang karena pohon mudah terinfeksi penyakit seperti jamur dan bakteri," kata seorang peserta aksi, Ervin saat ditemui di lokasi aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: Sejumlah warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan memperingati hari sejuta pohon sedunia dengan menggelar aksi mencabut logam, paku, atau material lain (seperti keramik) yang dipaku ke batang pohon. |
Menurut Erwin, pohon akan mudah rusak akibat atau mati akibat tindakan
tree spiking.
"Dalam jangka panjang sangat mungkin pohon yang telah melemah akibat logam dan tali mudah tumbang dan cepat mengalami kematian, dan tentunya akan membahayakan manusia," jelasnya.
 Foto: Sejumlah warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan memperingati hari sejuta pohon sedunia dengan menggelar aksi mencabut logam, paku, atau material lain (seperti keramik) yang dipaku ke batang pohon. |
Earth Hour Makassar sebagai salah satu gerakan yang berfokus pada isu lingkungan, ingin menjadikan aksi ini sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi terkait
tree spiking dengan melakukan tindakan nyata. Diharapkan masyarakat menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak memaku pohon.
(nvl/nvl)