"Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal dan tersusun oleh tanah gembur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (12/1/2019).
Dwikorita mengungkapkan PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sedangkan BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada BPBD setempat. Dengan demikian, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut air hujan yang meresap ke dalam lereng bisa mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor.
Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area permukiman warga, tapi sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung. Menurutnya, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak terulang.
Dalam kesempatan itu, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani juga menanam vetiver (akar wangi). Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil. Selain itu, tanaman-tanaman yang berakar tunggang dapat pula berperan sebagai angkor penguat alamiah pada lereng tanah. (hri/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini