TKN Jokowi soal Prabowo Ubah Visi: Sudah, Angkat Bendera Putih Saja

TKN Jokowi soal Prabowo Ubah Visi: Sudah, Angkat Bendera Putih Saja

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Jumat, 11 Jan 2019 20:47 WIB
Foto: Lisye Sri Rahayu/detikcom
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyebut pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak siap memimpin bangsa karena sempat mengajukan revisi visi-misi ke KPU. TKN menyarankan Prabowo-Sandiaga menyerah.

"Sudah, angkat bendera putih saja daripada angkat isu nggak jelas. Ini menunjukkan pertempuran bukan selalu pertempuran program. Kenapa kampanye kita bulan Oktober sampai Januari bukan pertempuran program? Lawan kita nggak siap sehingga mereka bawa isu lain, bukan program," kata jubir TKN Arya Sinulingga kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya menilai tindakan merevisi visi-misi itu menggambarkan pasangan Prabowo-Sandiaga tidak punya konsep untuk membangun negara. Menurutnya, Prabowo tak layak menjadi capres.

"Ini membuktikan (pasangan) 02 nggak siap visi-misi, artinya dia nggak punya konsep besar mengenai bangsa ini. Semakin menunjukkan mereka nggak punya pengalaman memimpin sesuatu yang besar sehingga mengubah visi-misi degan gampang dan menunjukkan dia tak layak maju jadi calon presiden sekalipun karena dengan gampangnya mengubah visi-misi tersebut," ujar Arya.

TKN Jokowi-Ma'ruf heran terhadap sikap tim Prabowo yang mengajukan revisi visi-misi. Arya lalu menyinggung soal tuduhan tim Prabowo yang menyebut tim Jokowi takut menyampaikan visi-misi.



"Seperti yang kami katakan, visi-misi sangat penting bagi seseorang maju untuk pencapresan. Ini persoalan yang kita angkat jelas, mereka galau akan visi-misinya dan nggak siap maju capres," kata Arya.

Revisi visi-misi yang dilakukan tim Prabowo-Sandi ditolak oleh KPU. Tim Prabowo lalu mempersoalkan perubahan foto Jokowi-Ma'ruf di surat suara dan perubahan nomor urut capres-cawapres.

Arya kembali menanggapi hal itu. Ia meminta tim Prabowo membedakan persoalan perubahan foto dengan perubahan visi-misi.



"Pihak sana bilang mengubah foto dikasih, dan mengubah visi-misi nggak dikasih. Bayangkan, dia mengubah foto disamakan sama visi-misi," kata Arya.

"Yang kedua, saya tanya ke teman-teman wartawan, apakah gambar foto substansial atau tidak dibandingkan visi-misi. Apakah memimpin bangsa berhubungan dengan foto-fotoan atau program? Kalau mereka menyamakan foto dengan visi-misi, itu jadi aneh," pungkas Arya. (zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads