"Saya pastikan saya kampanye Jokowi, kita nggak bisa plintat-plintut (tidak berpendirian), hanya pasti kita harus taat aturan," ucap Ganjar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Emang demokrasi kita baru kemarin sore? Kalau Pak Mendagri kasih aturan hari libur, silakan, kita (kampanye) pas hari libur saja. Kalau nggak hari libur ya cuti," ucap Ganjar.
"Itu sebenarnya cara yang gampang saja. Yang jelas, aturan-aturan itu mesti ditaati. Sebab kalau tidak, demokrasi ini akan kita cederai sendiri," imbuh Ganjar.
Sebelumnya, memang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dibanding-bandingkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil mengenai pose yang menunjukkan dukungan bagi salah satu pasangan capres-cawapres. Anies saat itu mengaku sudah mengantongi izin Kemendagri untuk menghadiri kegiatan Partai Gerindra karena memang kegiatannya berlangsung di hari kerja, sedangkan Kang Emil berpose satu jari saat akhir pekan atau bukan jam kerja.
"Saya kira kepala daerah yang mengerti regulasi tinggal menambahkan sedikit saja, namanya etika. Begitu sudah selesai, selesai, karena kalau saya di Jateng, orang sudah tahu saya kedip mata sudah tahu kok artinya apa, nggak perlu kita teriak aneh-aneh," kata Ganjar.
"Kemarin, ketika ada beberapa kepala daerah, Mas Anies, Kang Emil begitu (pose jari). Terus gambar saya muncul saya lagi begini semua (tunjuk telunjuk), ya iyalah wong itu gambar kampanye saya kemarin kok, kebetulan kan saya nomor satu juga dulu (saat Pilkada Jateng)," imbuh Ganjar.
Saksikan juga video 'Kepala Daerah Dukung Jokowi Bukan Berarti Jadi Kebal Hukum':
(mae/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini