Buku tersebut ditulis oleh Tim Majalah Historia yang ditulis berdasarkan riset dan reportase mengenai upaya-upaya pembunuhan terhadap presiden pertama RI Sukarno. Salah satunya ketika Bung Karno dilempari granat di Cikini, Jakarta Pusat.
"Buku yang 30 November 2017 kita launching di Museum Nasional. Ibu Mega itu kan saksi hidup waktu di Cikini, karena bapaknya dilempar granat," kata Pemimpin Redaksi Majalah Historia Bonnie Triyana saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (10/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukunya aja yang menghadiri purnawirawan Jenderal TNI, masak bukunya disita dengan tuduhan komunisme?" ungkap Bonnie.
![]() |
Bonnie, yang juga sejarawan, heran mengapa aparat menyita buku-buku tanpa membaca isinya terlebih dahulu. Dia sangsi akan alasan aparat menyita bukunya.
"Isinya itu tentang tujuh upaya pembunuhan terhadap Sukarno, jadi itu sebetulnya kumpulan liputan terpilih di majalah Historia, kita kerja sama dengan Penerbit Buku Kompas untuk dibukukan. Isinya ya sejarah, ya kisah, hasil kita reportase dan riset jadi ya isinya," tutur Bonnie.
Buku tersebut diluncurkan pada Kamis, 30 November 2011. Megawati waktu itu juga bercerita sedikit tentang detik-detik saat ayahnya menjadi incaran pelemparan granat.
"Saya tak akan pernah melupakan sebuah peristiwa yang korbannya dari kawan-kawan saya. Ratusan (jadi korban), baik yang meninggal dunia, luka-luka, maupun cacat seumur hidup," ujar Mega mengenang.
Ada tiga buku dalam seri tersebut. Dua lainnya berjudul Kennedy & Sukarno serta Ho Chi Minh & Sukarno.
Jangan Hakimi Buku dari Sampulnya
Bonnie berpendapat, penyitaan buku-buku oleh aparat adalah wabah anti-intelektual. Dia lalu mengutip sebuah pepatah.
"Ini contoh baik dari pepatah, jangan hakimi buku dari cover-nya, kalau menurut aku ya itu," ungkap Bonnie.
![]() |
Buku, bagi Bonnie, merupakan wadah intelektual. Seharusnya ada diskusi jika tak sepakat dengan isi buku.
"Kita kena wabah anti-intelektual, buku sebagai sumber ilmu pengetahuan kan harusnya dibaca kalau nggak setuju dikritisi," ujar Bonnie.
Lain cerita jika ada buku yang berisi hasutan untuk membenci etnis atau ras tertentu. Contohnya, kata Bonnie, adalah buku Mein Kampf yang ditulis Adolf Hitler.
"Apa buku upaya membunuh presiden apa menginspirasi orang membunuh presiden? Kalau menurut aku nggak bijak juga buku itu disita, apalagi belum melalui suatu kajian atau riset. Paling nggak diriset dulu sebelum menyita," kata dia. (bag/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini