Dalam rapat tersebut, hadir Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus M Arfi Hatim , Kasubdit Pengawasan Umrah Noer Aliya Fitra, serta jajaran lainnya. Dari pihak Angkasa Pura II, yang hadir adalah perwakilan dari Imigrasi Bandara, Otoritas Bandara, Bea-Cukai, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), serta kepolisian bandara.
"Rapat kali ini merupakan momen penting dalam pengawasan umrah, khususnya di Bandara Soeta. Sebab, AP II berencana membangun terminal khusus untuk umrah dan haji," kata Arfi dalam keterangan tertulis, Rabu (9/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arfi menyambut baik rencana sinergi tersebut karena keberadaan terminal khusus umrah dan haji akan memudahkan pengawasan. Pengawasan umrah di bandara sangat penting dalam rangka perlindungan jemaah.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan umrah, kata Arfi, Kemenag sangat membutuhkan bantuan dan sinergi dari berbagai lembaga terkait, salah satunya pengelola bandara. Sinergi ini penting agar pengawasan umrah lebih optimal, apalagi keberangkatan jemaah umrah terbesar adalah dari Bandara Soeta.
"Jemaah umrah Indonesia tahun 1439 H kurang-lebih 1.005.000 orang dan sekitar 60 persen berangkat dari Soeta, sehingga pengawasan umrah di Soeta sangat penting dilakukan," imbuh Arfi.
Dia berharap sinergi pengawasan umrah di Bandara Soeta menjadi contoh pola pengawasan umrah di bandara lainnya di Indonesia.
"Pengawasan umrah di Soeta akan menjadi model pengawasan terpadu dan berikutnya akan diduplikasi di bandara lain," tutur Arfi.
Dalam waktu dekat, AP II juga akan memfasilitasi posko pengawasan umrah di Terminal 3 Bandara Soeta dan ini didukung sepenuhnya oleh pihak Imigrasi bandara. (zak/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini