"Soal kebencanaan itu tidak perlu diajarkan, cuma perlu dilatih, ya perlu dilatih. Tentu dari latihan itu, menjelaskan, jadi kalau anda rasa seperti ada gempa, maka anda harus di bawah meja, contohnya. Kalau ada memang tsunami lari ke atas, atau gempa bumi harus di lapangan," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).
Tindakan tersebut ditegaskan JK perlu dilatih dengan baik, bukan hanya diajarkan. Masyarakat harus mengetahui apa yang dilakukan saat mendengar bunyi sirine ketika bencana terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bebarapa daerah yang rawan terjadi bencana di Indonesia dikatakan JK sudah sering dilakukan simulasi ketika terjadi bencana. JK meminta simulasi itu digelar rutin.
"Seperti Padang sering dilakukan simulasi, di beberapa kota di Bengkulu, juga di Aceh dan di kota-kota itu, sering diadakan. Kita minta ini (dilakukan) teratur. Katakanlah dua kali setahun, di Jepang begitu, dua kali setahun. bunyi sirene orang (latihan)," tuturnya.
"Seperti di sini (kantor wapres), di mana tempat berkumpul di sana lapangan itu. Jadi begitu ada bunyi sirine ada gejala gempa ya kita ke sana," lanjutnya.
JK mengatakan BNPB akan melaksanakan simulasi saat terjadi bencana di beberapa daerah. Namun, jika materi mitigasi bencana harus masuk ke kurikulum pendidikan, JK mempertanyakan akan dimasukkan ke mata pelajaran apa.
"Kurikulumnya macam mana? Di mana-mana pelatihan, apa yang mau diajarkan, itu masih jaman dulu namanya ilmu bumi, sekarang geografi kan, bisa di situ masukan saja. (Tapi) tidak perlu lagi diajarkan. Apanya diajarkan ke kita, cukuplah latihan, latihan, latihan, latihan, simulasi itu saja," paparnya. (nvl/idh)