"Mereka akui pertandingan tersebut fair. Ini dari versi pemain, nanti akan didalami satgas tersebut. Nanti akan dikonfirmasi dari keterangan yang diberikan timnas, adakah kesesuaian antara keterangan pemain nasional dengan pihak-pihak yang mengetahui tentang AFF 2010. Itu prosesnya masih panjang, sedang didalami," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/12/2018).
Dedi menuturkan para pemain menyampaikan kepada Satgas Antimafia Bola bahwa mereka bertanding secara profesional dalam laga final tersebut dan tak melakukan kecurangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, beberapa pemain timnas Indonesia di AFF 2010 mendatangi Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi isu pengaturan skor atau match fixing saat final Piala AFF 2010, Sabtu (29/12). Mereka di antaranya Ponaryo Astaman, Firman Utina, Maman Abdurrahman, Markus Horison, dan Hamka Hamzah.
Mereka datang selaku anggota Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). General Manager APPI, Ponaryo, mengatakan para pemain membantah soal isu match fixing di final AFF 2010 itu.
Untuk diketahui, dalam pertandingan Final Piala AFF 2010, Indonesia memang gagal membawa pulang trofi karena kalah agregat dari Malaysia di partai final. Isu pengaturan skor laga final AFF 2010 itu disebut terjadi pada leg pertama. Indonesia kalah telak 0-3 dari Malaysia. Di leg kedua, Indonesia unggul tipis 2-1.
Terkait kasus pengaturan skor, tim Satgas Antimafia Bola menangkap beberapa orang. Namun bukan terkait pengaturan skor di final AFF 2010. Mereka yang ditangkap adalah anggota Exco PSSI Johar Lin Eng, mantan anggota Komisi Wasit PSSI Priyanto beserta anaknya Anik Yuni Artika Sari, dan anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, karena diduga terlibat pengaturan skor di Liga 3 Jawa Tengah.
Simak Juga 'Penjelasan Polisi soal Penangkapan Mbah Putih di Kasus Mafia Bola':
(aud/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini