"Insyaallah yang ada dalam dakwaan itu akan kami hadirkan sebagai saksi," ujar jaksa KPK Yadyn usai persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (26/12/2018).
Baca juga: Aher Siap Diperiksa KPK soal Kasus Meikarta |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila putusan sela itu memutuskan sidang dilanjutkan ke pembuktian maka jaksa KPK akan memanggil para saksi. Namun bila putusan sela itu mengabulkan eksepsi maka surat dakwaan terhadap Billy Sindoro Cs dibatalkan.
Kembali soal Aher dan Deddy Mizwar. Kedua nama itu memang tercantum dalam surat dakwaan KPK. Aher disebut dalam dakwaan mengeluarkan keputusan nomor 648/Kep.1069- DPMPTSP/2017 tentang Delegasi Pelayanan dan Penandatanganan Rekomendasi Pembangunan Komersial Area Proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi.
Dalam surat itu, Aher mendelegasikan pelayanan dan penandatanganan rekomendasi untuk pembangunan Komersial Area Proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi kepada Kepala Dinas PMPTSP Jabar. Lalu, Dinas PMPTSP Jabar mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, yang intinya Pemprov Jabar akan memberikan rekomendasi dengan catatan beberapa hal yang harus ditindaklanjuti Pemkab Bekasi sesuai dengan rapat pleno BKPRD Jabar.
Sementara Deddy Mizwar disebutkan dalam dakwaan memimpin rapat meminta agar urusan izin proyek Meikarta ditunda dulu sebelum ada rekomendasi dari Gubernur Aher. Dalam rapat selanjutnya diputuskan Pemkab Bekasi akan menghentikan sementara pembangunan proyek Meikarta.
Hal-hal itulah yang menurut KPK akan diuraikan lebih detail saat proses pembuktian nanti. Deddy Mizwar pun sudah menjalani pemeriksaan di KPK dalam proses penyidikan, sedangkan Aher sudah dipanggil tetapi yang bersangkutan tidak datang dengan alasan surat salah alamat.
"Nanti kita lihat dalam proses persidangan selanjutnya," ucap Yadyn.
Dalam perkara ini, Billy didakwa memberikan suap yang totalnya Rp 16.182.020.000 dan SGD 270.000 pada Bupati Neneng dan jajarannya. Jaksa menyebut perbuatan Billy itu dilakukan bersama-sama dengan Henry Jasmen dan Fitradjaja Purnama serta Taryudi, Bartholomeus Toto, Edi Dwi Soesianto, Satriadi, dan Lippo Cikarang melalui PT Mahkota Sentosa Utama. Uang itu diberikan agar Neneng meneken izin berkaitan dengan proyek Meikarta.
Simak juga video 'Deddy Mizwar Ungkap Kejanggalan Proyek Meikarta':
(dir/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini