"Dua-duanya (mancing). Sambil rekreasi, sambil mancing. Terus bencana tiba," ujar Mahya, kakak ipar Sulaeman dan M Soleh, di TPU Perahu, Jalan Melati (IV), RT 02 RW 07, Medan Satria, Kota Bekasi, Senin (24/12/2018).
Mahya mengatakan Sulaeman dan Soleh pergi ke Anyer untuk berwisata. Keduanya disebut punya hobi memancing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak almarhum Sulaeman, Citra, yang juga ikut berwisata, menceritakan detik-detik sebelum ayahnya pergi memancing. Dia mengatakan ayahnya meminta dirinya tetap di dalam vila dan tak boleh keluar.
"(Katanya) 'Ayah mancing dulu, kamu disini dulu (vila) sama kakak.' Ya udahlah saya biarin aja. Terus saya lagi duduk di vila, ruang tamu. Terus ada dua bapak-bapak masuk ke vila bilang kayak gini, 'Eh cepat-cepat keluar. Ombak mau naik, ombak mau naik!' Gitu kan," ujar Citra.
Dia pun pergi ke sebuah masjid yang lokasinya lebih tinggi dari pinggir pantai. Setelah berhasil menyelamatkan diri, Citra mengaku sempat mencoba mencari dan menghubungi ayahnya, tapi tak ada respons hingga akhirnya diketahui menjadi salah satu korban tewas akibat tsunami.
Sementara itu, Wakasatgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Karsono, mengatakan jenazah Soleh dan Sulaeman ditemukan di tepi Pantai Karang Bolong, Anyer, Minggu (23/12) malam. Kedua jenazah kakak-adik itu dimakamkan di TPU Perahu, Kota Bekasi.
"Posisinya (jenazah ditemukan) di Karang Bolong, dekat Vila Kompas," ujar Karsono ketika dihubungi.
Tonton juga video 'Kesaksian Korban Tsunami di Banten: Muncul Tiba-tiba':
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini