Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengatakan peristiwa itu bermula pada Senin (10/12/2018) malam saat Khaidir ingin menunaikan salat di masjid, tapi pintunya tertutup.
Khaidir lalu datang ke rumah seorang warga berinisial YDS yang tinggal di dekat masjid. Hanya, waktu itu Khaidir mengetuk pintu rumah YDS dengan keras. Khaidir menggedor rumah YDS dengan maksud meminta agar pintu masjid dibuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedoran pintu itu menimbulkan salah paham. YDS, yang ada di dalam rumah, merasa gedoran tersebut sebagai sebuah ancaman. YDS lalu lari ke masjid lewat pintu yang lain.
"Informasi keluarganya, yang bersangkutan ingin melakukan salat. Ada misinformasi, ada miskomunikasi yang rumah ini menganggap seolah-olah ada suatu ancaman terhadap dirinya," tutur Shinto.
Kemudian YDS bertemu dengan RDN (47), marbut masjid. RDN lalu menggunakan pengeras suara berbicara seolah-olah ada maling di masjid. Massa yang mendengar dari pengeras suara terprovokasi.
Sementara itu, Khaidir, yang merasa tak terjadi apa-apa, menuju masjid. Khaidir pun dikeroyok massa.
"Teriakannya 'ada maling'. Tetapi tak ada benda yang dicuri. Itu yang memantik warga datang dan melakukan kekerasan," ucap Shinto.
Saksikan juga video 'Dituding Maling di Masjid, Mahasiswa Gowa Tewas Diamuk Massa':
(fjp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini