"Inilah jadinya kalau berpolitik dilandasi suuzan (prasangka buruk). Politik jadi berisi curiga terus, disertai ucapan negatif," sebut anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo saat dimintai konfirmasi, Jumat (14/12/2018).
Dradjad mengaku malas menanggapi isu ini. Dia meminta kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin bicara hal yang substansial saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalkan memberi penjelasan yang benar, mengapa target pertumbuhan 7% gagal dicapai? Mengapa pertumbuhan ekonomi stagnan, tidak meroket? Mengapa penciptaan lapangan kerja lebih jelek dari zaman Pak SBY? Mengapa pengambilalihan Freeport belum tuntas juga? Mengapa pekerja proyek Trans Papua tidak terjamin keamanannya? Dan seterusnya. Debat mengenai substansi kebijakan ini akan jauh lebih produktif dan bermanfaat bagi rakyat banyak," tutur Dradjad.
Baca juga: Tudingan Sandiwara 'Sandiaga Pulanglah' |
Sebelumnya, PDIP menyoroti peristiwa 'pengusiran' Sandiaga lewat poster di Kota Pinang, Sumut. Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai kejadian itu sebagai rekayasa sendiri dari tim Prabowo-Sandiaga. Momen itu viral dan dianggap sebagai upaya rekayasa tim Prabowo-Sandiaga bermain playing victim.
"Kita juga nggak tahu sandiwaranya yang mana. Kan masyarakat melihat. Ketika (poster) itu mau dilepas, kemudian ada yang melarang di dalam (video) itu. Kan itu keanehan yang muncul. Itu akhirnya kan muncul itu hashtag (tagar). Nggak tahu dari mana, tapi berarti publik kan merespons 'Sandiwara Uno' itu," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Saksikan juga video 'BPN: Sandi Terapkan Konsep Pilkada DKI di Jateng':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini